Rabu, Februari 25, 2015

Perdebatan Pengaruh Tidur dengan Sukses Hamil

Beberapa hari ini saya menemukan banyak artikel yang menjelaskan secara singkat bahwa ada hubungan antara durasi tidur dengan sukses hamil. Namun sayangnya, saking singkatnya akhirnya perbedaan pendapat antara para pakar reproduksi tidak ditampilkan di sana. Oleh karena itu, menurut saya, ada baiknya kita ikuti penjelasan detail dari penelitian tersebut yang dipublish oleh huffingtonpost.com pada bulan Oktober tahun 2013. Berikut hasil terjemahan bebas saya dari artikel tersebut.

Berdasarkan penelitian terbaru terhadap sejumlah wanita yang menjalani program IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung, ternyata mereka yang durasi tidurnya cukup lebih berhasil dalam menjalani program hamil tersebut. Pengaruh ini tampak dari hari ke hari.

Sedangkan jika terlalu banyak tidur atau kurang tidur akan membuat para wanita lebih sulit hamil.

Lebih jelasnya tentang penelitian tersebut bermula dari sekelompok tim peneliti asal korea. Para peneliti tersebut menganalisa hasil laporan kebiasaan tidur lebih dari 650 wanita sebelum menjalani IVF dan membaginya menjadi tiga kelompok. Tiga kelompok tersebut antara lain:
  1. "Short Sleepers", yakni mereka yang tidur 4 sampai 6 jam sehari.
  2. "Moderate Sleepers", yakni mereka yang tidur 7 sampai 8 jam sehari.
  3. "Long Sleepers", yakni mereka yang tidur 9 sampai 11 jam sehari.
Secara keseluruhan, rata-rata kehamilan berhasil terjadi pada  kelompok "Moderate Sleepers". Rata-rata keberhasilannya melampaui 46 persen daripada dua kelompok lainnya.

Dari sini akhirnya muncul kesimpulan bahwa tidur dapat mempengaruhi kesuburan wanita. Menurut penelitian di atas, durasi tidur yang terbaik adalah antara 7 sampai 8 jam sehari.

Dr. Carmelo Sgarlata, seorang pakar reproduksi yang bekerjasama dengan Reproductive Science Center di San Francisco Bay Area, memberikan komentar bahwa dia sangat tertarik dengan hasil penelitian terbaru tersebut.

Sgarlata memang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, namun dia menjelaskan bahwa dia dan para peneliti lainnya pada awalnya tidak tahu banyak tentang hubungan antara tidur dan kesuburan. Ini karena tidak ada penelitian yang mencukupi di luar sana yang meneliti keterhubungan tidur dengan kesuburan.

Namun Sgarlata juga mengingatkan bahwa penelitian tersebut masih bersifat penelitian pendahuluan dan belum cukup jelas dalam menjelaskan hubungan sebab akibat antara durasi tidur dengan kesuburan wanita. Sehingga keterhubungan sebab akibatnya harus diteliti lebih mendalam lagi.

Disampaikan juga saat pertemuan tahunan American Society for Reproductive Medicine's di Boston pada bulan Oktober tahun 2013 lalu, bahwa cukup tidur dapat meningkatkan sekresi hormon reproduksi.

Dalam hal ini Dr. Evan Rosenbluth berkomentar, bahwa meskipun tidur pada umumnya dapat sangat membantu kesuburan, terlalu banyak tidur memang dapat mengganggu ritme sirkadian -- jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur -- serta siklus hormon tertentu, sehingga mempengaruhi kesuburan.

Tetapi Rosenbluth menambahkan bahwa jangan tergesa-gesa menyimpulkan bahwa terlalu banyak tidur adalah hal utama yang mempengaruhi kemandulan, karena

Selasa, Februari 17, 2015

Cara Aman Sembuhkan Sakit Panas Bayi

sumber foto: ceritawanitaku.blogspot.com
Hari ini si kecil yang umurnya masih di bawah 1 tahun tiba-tiba sakit panas, padahal kemarin seharian sama ayah dan bundanya, bermain dan bercanda. Wajahnya yang biasanya riang berubah jadi memelas dan mudah menangis. Suhu badannya panas 37,5 derajat celcius, bahkan sempat 38 derajat celcius. Hati ayah dan bunda pun jadi sedih.

Tapi eitts ... tetap tenang dan jangan terburu-buru beri obat penurun panas ya, semisal parasetamol, mengingat obat ini juga mengandung bahaya tertentu buat bayi jika terlalu mudah memberikan parasetamol setiap kali mereka terkena sakit panas.

Mengapa? Apa bahayanya? Dan bagaimana cara aman sembuhkan sakit panas bayi?

Demam adalah bukanlah penyakit utama, kondisi ini merupakan reaksi tubuh alamiah terhadap suatu penyakit. Demam bisa pertanda tubuh sedang melawan infeksi karena suhu yang tinggi tersebut memperlambat pertumbuhan bakteri ataupun virus.

Menurut WHO, untuk anak di bawah 12 bulan, saat demam, usahakan tidak memberikan parasetamol kepadanya jika temperatur badan belum mencapai 38,5 derajat celcius.
Efeknya kurang baik buat anak jika terlalu mudah memberikan paracetamol. Baru terlihat setelah 5-6 tahun kemudian. Meningkatkan resiko terkena eksim dan asma hingga 46%.

Sebuah penelitian dipublikasikan dalam jurnal Toxicological Science, Senin (20/1/2014) menemukan, parasetamol juga bisa mengganggu perkembangan otak anak.

Tanpa obat, flu pada anak (apalagi yang asi eksklusif) bisa sembuh dengan cepat, karena penyebab penyakit flu adalah virus yang umumnya akan mereda dalam waktu 4-7 hari, dengan catatan orang-orang sekitar dia tidak terkena flu.

Tips:

Kamis, Februari 12, 2015

Teknik Manipulasi Kesuburan Wanita

Teknologi kedokteran abad ini cukup canggih. Salah satunya adalah teknik manipulasi kesuburan wanita di usia yang seharusnya sudah tidak produktif lagi untuk bereproduksi, menjadi tetap bisa hamil. Rekayasa dalam ilmu kedokteran reproduksi, memang ibaratnya mampu memutar mundur jam biologis pada sejumlah wanita. Teknik ini lebih dikenal sebagai teknik bayi tabung (bukan bayi dalam tabung lho ya ^^). Sebuah terobosan yang pada awalnya merupakan harapan terakhir, bagi para wanita yang kesulitan memperoleh anak. Terobosan dalam rekayasa pembuahan di luar rahim ini, dimulai di Inggris tahun 1978 lalu yang ditandai dengan lahirnya bayi tabung pertama, Louise Brown.

Louise Brown
Bahkan pada awal tahun 2007, mencuat sebuah berita sensasional, seorang ibu berumur 67 tahun dari Spanyol melahirkan bayi kembar. Dengan begitu, ia menjadi wanita tertua di dunia yang masih dapat melahirkan anak mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang seorang perempuan asal Rumania, yakni Adriana Iliescu yang juga melahirkan bayi kembar pada umur 66 tahun.

Sehingga sekarang ini, semakin banyak kaum hawa yang ibaratnya bermain judi dengan taruhan tinggi, berkaitan dengan teknik bayi tabung ini. Banyak yang beranggapan, dengan teknik kedokteran reproduksi paling canggih itu, mereka dapat hamil kapan saja dan pada usia berapa saja.

Namun, banyak kaum hawa yang salah memahami hal ini.
Ternyata teknik pembuahan buatan itu juga ada batasannya.

Alamiahnya, wanita yang hamil di atas 45 tahun, baik ibu maupun janin memiliki resiko tinggi terkena diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan tiga kali lebih besar daripada wanita muda. Perempuan yang lebih tua juga memiliki tingkat lebih tinggi melahirkan premature dan plasenta previa. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Maximilian Franz dari Universitas Kedokteran Wina, bahwa resiko kehamilan yang lebih tinggi ini disebabkan karena adanya peningkatan usia yang dapat menyebabkan kurang sehatnya seorang individu.

Lantas, apakah dengan teknik bayi tabung bisa menjawab masalah itu?

Sebagaimana yang diungkapkan Dr. Paul Devroey, seorang pakar kedokteran reproduksi paling terkemuka di Eropa yang bekerja lebih dari 30 tahun di rumah sakit universitas Vrije Universiteit Brussel, di mana ia memimpin The Center for Reproductive Medicine.

Devroey menjelaskan,