Cara Menjelaskan kepada Anak-anak tentang Larangan Berpuasa bagi Wanita yang sedang Haid
Seringkali orangtua atau orang dewasa bingung ketika harus menjelaskan kepada anak-anak yang bertanya tentang mengapa kakak perempuannya atau ibunya boleh tidak melakukan puasa di saat tertentu (haid; menstruasi). Di sisi yang lain, anak-anak masih ingat betul ketika orangtuanya atau Bapak/Ibu gurunya mengatakan dengan tegas bahwa setiap umat muslim wajib berpuasa.
Bagi sebagian orang dewasa akan merasa bingung, malu, atau menganggap tabu ketika harus menjawab atau menjelaskan tentang larangan berpuasa bagi wanita yang haid kepada anak kecil. Dan menganggap hal itu sulit untuk dijelaskan kepada anak-anak, dan akhirnya hanya bisa berkata, “nanti kalau umurmu sudah dewasa, kamu pasti tahu sendiri”, atau berkata, “Ibu atau mbak memang lagi tidak berpuasa”, atau dengan kata, “sudah jangan tanya yang aneh-aneh”. Atau kadang pertanyaan tentang itu dijawab dengan jawaban yang aneh dan tidak ilmiah.
Bagi beberapa anak, jawaban seperti di atas itu
kurang memuaskan dan membuat mereka bingung. Bahkan mereka akhirnya meniru tidak ingin puasa karena melihat kakak perempuan atau ibunya boleh tidak berpuasa. Karena anak kecil memang suka meniru. Di satu sisi, melatih anak untuk ikut berpuasa juga memiliki dampak yang sangat baik bagi perkembangan akhlaknya.
Oleh karena itu, penting sekali orangtua memberikan penjelasan yang benar dengan cara penjelasan yang dapat dimengerti anak kecil tentang larangan berpuasa bagi para muslimah yang sedang haid. Agar segera mungkin, sejak dini, mereka mendapatkan pengetahuan yang benar tentang hal tersebut. Jangan menganggap pengetahuan sex sesuatu yang memalukan untuk diketahui dan dibahas. Sayang jika anak-anak malah mendapatkan pengertian yang salah.
Perkembangan kognitif anak-anak
Anak-anak yang saya maksud di sini adalah mereka yang berusia 7-12 tahun. Anak-anak yang dalam jenjang pendidikan masih berada di sekolah dasar (SD).
Menurut teori perkembangan kognitif (Jean Piaget, 1896-1980), anak pada usia 7-12 tahun sudah memiliki beberapa kemampuan, antara lain:
- kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. (berfikir yang terurut atau sistematis)
- kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. (mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda) Oleh karena itu, anak SD sudah bisa memahami perbedaan tubuh perempuan dan laki-laki, dan mengelompokkan teman-teman sekelasnya menjadi kelompok jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki.
- melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. (sumber: wikipedia)
Sehingga berdasarkan teori tersebut, orang dewasa tidak boleh lagi beranggapan bahwa anak SD tidak bisa berfikir sesuai dengan sudut pandang orang lain atau orang dewasa. Ketidakpahaman anak SD bisa jadi diakibatkan karena penjelasan orang dewasa yang terlalu banyak menggunakan pilihan kata yang kurang sederhana untuk anak, atau penjelasan yang tidak sistematis. Sehingga informasi yang diterima anak menjadi tidak jelas.
Salah satu contoh cara menjelaskan kepada anak-anak tentang larangan wanita haid berpuasa
Kuncinya adalah katakan apa adanya, gunakan kata-kata sederhana, gunakan foto-foto atau film untuk memudahkan penjelasan (misal film Harun Yahya tentang proses pembuatan manusia), dan yang utama adalah jangan pernah malu untuk menceritakan apa adanya.
Contoh percakapan
Anak: “Ibu kok tidak puasa?” (dan tidak sholat juga)
Ibu: “karena ibu sedang haid.“
Anak: “Haid itu apa?”
Ibu: “tubuh laki-laki dan perempuan itu diciptakan Allah berbeda. Nah, khusus di tubuh perempuan, Allah menciptakan rahim di dalam perut. Rahim itu adalah tempat di mana dulu kamu hidup. Sebelum kamu lahir kamu ada di dalam rahim Ibu. Nah, di dalam rahim itu setiap bulan dipersiapkan Allah untuk mengandung anak, tapi kalau tidak terpakai akan keluar berupa darah. Namanya darah haid. Dan di Islam kalau perempuan sedang haid, dia terbebas dari kewajiban sholat dan puasa. Setiap anak perempuan, kalau sudah masuk SMP, akan mengalami haid juga.”
Anak: “Terus kenapa boleh tidak puasa?” (dan tidak sholat juga)
Ibu: “Begini, saat perempuan keluar darah haidnya, perutnya jadi sakit. Darahnya keluar lewat kemaluan (bisa dibantu dengan gambar, misal dari buku IPA). Kalau lagi berdarah atau haid, biasanya lemas dan tidak enak, namanya juga lagi 'luka' makanya sama Allah diliburkan sholatnya, puasanya juga.”
Disusun dan ditulis oleh: OmCan
Sumber baca sana sini: http://www.dunia-ibu.org/, http://id.wikipedia.org/
pendidikan ipa sd, sekolah dasar ilmu pengetahuan alam, belajar pendidikan lingkungan, kelas ilmu pengetahuan alam, science fact knowledge blog, sekolah dasar kelas, belajar ipa sd
semoga bermanfaat... :)
BalasHapus