Sejak Desember 2013, Perusahaan DHL, yang bergerak dalam jasa pengiriman, melakukan uji coba memakai drone atau pesawat tanpa awak. Drone juga termasuk UAV (Unmanned Aerial Vehicle). UAV sebagai kurir yang dikembangkan DHL ini diberi nama DHL Parcelcopter. Produk ini merupakan hasil pengembangan yang dilakukan DHL bersama lembaga penelitian Institute of Flight System Dynamics di Aachen University, dan diawasi oleh Kementerian Ekonomi, Tenaga Kerja dan Transportasi Jerman. Pesawat tanpa awak ini berperan kurir untuk mengirim obat-obatan dan alat medis.
Kini telah bermunculan semakin banyak perusahan yang menggunakan drone sebagai kurir. Misal, Pasar online milik Alibaba Group, Taobao, menjalankan tes di dunia nyata yang memungkinkan 450 orang di Beijing, Guangzhou dan Shanghai memesan teh jahe dan menerimanya dari pesawat tanpa awak (drone) dalam waktu kurang dari satu jam. Layanan hanya akan tersedia dari tanggal 4 Februari 2015 sampai 6 Februari, 2015 .. hayo siapa yang lagi melancong ke China? barangkali bisa coba-coba pesan di pasar online taobao dan menikmati fasilitas kurir drone ini :D.
Perusahaan jasa pengiriman internasional, Geopost, juga mencoba teknologi drone sebagai pengganti kurir pengiriman barang ke pelanggan. Dari hasil uji coba yang dilakukan sejak September 2014 tersebut, di mana proses pengirimannya baru berjalan ke Prancis dengan bermitra pada Atechsys, Geopost mengungkapkan bahwa drone tersebut bisa difungsikan untuk mengirim barang dengan bobot 4 kilogram dalam radius 20 kilometer, dengan dimensi 40x30x20 sentimeter. Tetapi menurut evaluasi mereka, penggunaan drone masih memiliki beberapa kendala teknis, seperti peraturan keselamatan dan privasi penggunaan. Meski, sebenarnya drone diklaim mampu bisa tingkatkan hasil pendapatan perusahaan dan proses pengiriman berjalan cepat.
Ini tidak berbeda dengan menggunakan pesawat RC (remote control) untuk melakukan hal yang sama. Tetapi dalam konteks jasa pengiriman, drone lebih aman dan lebih terprogram daripada RC helikopter yang jadul. Tapi mereka bisa pula menjadi mimpi buruk karena seringkali kegagalan yang terjadi adalah paket yang dibawa para drone tersebut terjatuh dari ketinggian dan mengenai apa pun yang ada di bawahnya (bisa jadi juga kepala orang) ... wah wah wah.
Di negara Paman Sam (alias Amerika Serikat), penggunaan drone membutuhkan jutaan jam catatan pengujian untuk bisa mendapatkan persetujuan FAA. FAA atau Federal Aviation Administration merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badan ini bertanggungjawab sebagai pengatur dan pengawas penerbangan sipil di A.S. (fungsinya mirip dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia).
Perusahaan penyedia jasa perdangan online Amazon, juga sedang melakukan uji coba menggunakan drone untuk kirim barang dalam jarak dekat. Sebuah kabar diberitakan melalui BBC,
Kini telah bermunculan semakin banyak perusahan yang menggunakan drone sebagai kurir. Misal, Pasar online milik Alibaba Group, Taobao, menjalankan tes di dunia nyata yang memungkinkan 450 orang di Beijing, Guangzhou dan Shanghai memesan teh jahe dan menerimanya dari pesawat tanpa awak (drone) dalam waktu kurang dari satu jam. Layanan hanya akan tersedia dari tanggal 4 Februari 2015 sampai 6 Februari, 2015 .. hayo siapa yang lagi melancong ke China? barangkali bisa coba-coba pesan di pasar online taobao dan menikmati fasilitas kurir drone ini :D.
Perusahaan jasa pengiriman internasional, Geopost, juga mencoba teknologi drone sebagai pengganti kurir pengiriman barang ke pelanggan. Dari hasil uji coba yang dilakukan sejak September 2014 tersebut, di mana proses pengirimannya baru berjalan ke Prancis dengan bermitra pada Atechsys, Geopost mengungkapkan bahwa drone tersebut bisa difungsikan untuk mengirim barang dengan bobot 4 kilogram dalam radius 20 kilometer, dengan dimensi 40x30x20 sentimeter. Tetapi menurut evaluasi mereka, penggunaan drone masih memiliki beberapa kendala teknis, seperti peraturan keselamatan dan privasi penggunaan. Meski, sebenarnya drone diklaim mampu bisa tingkatkan hasil pendapatan perusahaan dan proses pengiriman berjalan cepat.
Ini tidak berbeda dengan menggunakan pesawat RC (remote control) untuk melakukan hal yang sama. Tetapi dalam konteks jasa pengiriman, drone lebih aman dan lebih terprogram daripada RC helikopter yang jadul. Tapi mereka bisa pula menjadi mimpi buruk karena seringkali kegagalan yang terjadi adalah paket yang dibawa para drone tersebut terjatuh dari ketinggian dan mengenai apa pun yang ada di bawahnya (bisa jadi juga kepala orang) ... wah wah wah.
Di negara Paman Sam (alias Amerika Serikat), penggunaan drone membutuhkan jutaan jam catatan pengujian untuk bisa mendapatkan persetujuan FAA. FAA atau Federal Aviation Administration merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badan ini bertanggungjawab sebagai pengatur dan pengawas penerbangan sipil di A.S. (fungsinya mirip dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia).
Perusahaan penyedia jasa perdangan online Amazon, juga sedang melakukan uji coba menggunakan drone untuk kirim barang dalam jarak dekat. Sebuah kabar diberitakan melalui BBC,