Selasa, Desember 16, 2014

Kapan Bayi Siap Belajar Membaca

sumber gambar: id.theasianparent.com
Apakah bayi usia 5 bulan sudah siap belajar membaca atau cukup pengenalan kata benda?

Pada usia 5 bulan bayi anda sangat suka pada pengulangan. Anda bisa memberikan stimulus dengan bermain semacam “ciluk baa”. Anda harus mulai mengajak bicara dengan bayi Anda dengan jelas dan baik. Anda juga bisa meniru apa yang diucapkannya, tirulah suara dia sebagai umpan balik. Dia akan senang jika anda sudi mengulangnya, karena pertanda ada komunikasi. Bayi senang dengan sesuatu yang diulang-ulang karena memori bayi masih lambat dan perlu diulang-ulang. Anda masih perlu menata sirkuit dalam otaknya.

Dr. Fowler membuat percobaan dengan menyebutkan kata secara berulang-ulang pada bayi muda (kata pendek 2-3 kata seperti ayah, bunda, bola). Ternyata pada umur 8 bulan, anak sudah dapat menyebutkan dengan sempurna apa yang didengar. Kemudian sirkuit otak anak tersebut semakin terlatih, dan usia 14 bulan sudah menguasai 100 kata, dan usia 15 bulan sudah menguasai 200 kata.

Teringat cara belajar Nabi Adam
– wa ‘alama adama asma kulaha … dan Allah telah mengajarkan kepada Adam tentang nama-nama benda semuanya. (QS. Al Baqorah 31). Ternyata model pendidikan yang dikembangkan Qur’an dengan memperkenalkan kosa kata benda yang banyak pada awal pendidikan.

Dr.Hunt juga menjelaskan bahwa memberi stimulus visual dan auditiv (penglihatan dan pendengaran) pada masa pertama akan menarik perhatiannya untuk masa kedua, ketiga, dan seterusnya.

Sementara Glenn Doman, pendiri The Institutes for the Achievement of Human Potential (IAHP), mengatakan belajar membaca sama mudahnya dengan belajar berbicara. Malah sebenarnya lebih mudah lagi, karena kemampuan melihat telah terbentuk sebelum kemampuan berbicara. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikenal anak. Ibu memperkenalkan kata-kata dengan cara alami, yaitu langsung menamai kegiatan atau benda yang dimaksud. Misalnya, pada saat memasukkan makanan ke dalam mulut, ibu menyampaikan bahwa kegiatan tersebut namanya makan tanpa memberikan penjelasan tentang pengertian makan.

Dari sini seharusnya kemampuan membaca akan berkembang secara alami bersamaan dengan kemampuan berbicara anak. Contoh lain, ketika anak memegang buah apel. Ibu akan memperdengarkan pada mereka bunyi kata apel, juga tulisan apel. Anak akan mendengar, menyentuh, membaui, dan dapat merasakannya langsung. Anak-anak telah belajar mengucapkan dan membacanya.

Metode Doman yang terkenal tersebut juga mengajarkan agar para orangtua untuk tidak hanya mengatakan kata-kata baru pada anak-anaknya, tetapi juga menunjukkan tulisan kata-kata dengan huruf cetak setinggi 7 cm, dan menempelkannya pada benda yang dimaksud.

Menurut Glenn Doman, selama orangtua bisa mengajarkan anak-anak dengan cara yang menyenangkan melalui kegiatan bermain, anak pasti menikmati. Orangtua harus menikmati waktunya saat mengajari anak. Jika orangtua mulai emosi, lelah, dan tidak dapat menikmati waktunya, demikian pula dengan anak, maka segera hentikan kegiatan belajar.

Sebelum mengajarkan anak membaca, kita harus mengetahui bahwa anak telah memiliki kesiapan belajar. Adapun tanda kesiapan membaca dapat diketahui dari beberapa hal berikut ini.
  1. Apakah anak dapat memahami bahasa lisan? misal ketika anak diminta mengambil bola, maka anak akan mengambil bolanya.
  2. Apakah anak dapat melafalkan kata-kata dengan jelas?
  3. Apakah anak dapat mengingat kata-kata?
  4. Apakah anak dapat mengucapkan bunyi huruf?
  5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?
  6. Apakah anak dapat membedakan bunyi dengan baik?
Jika keenam pertanyaan di atas mayoritas jawabannya "ya", maka itu pertanda anak sudah siap belajar membaca.

Menurut ilmuwan lainnya, seperti Dr. Jalaludin Rahmat, beliau menjelaskan pada bukunya yang berjudul "Cara otak belajar", bahwa waktu terbaik untuk belajar membaca sesuai dengan perkembangan otak justru pada usia sekolah dasar. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat ilmuwan lainnya yakni Glenn Doman, bahwa belajar membaca bisa dimulai pada usia dini, dengan syarat melewati beberapa tahapan.

Tahapan belajar membaca menurut Glenn Doman,

Rabu, Desember 10, 2014

Hidroponik oh Hidroponik

Artikel ini bercerita tentang beberapa kesalahan dalam praktek hidroponik sistem pasang surut (ebb and flow atau flow and drain) yang saya terapkan. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Teman-teman blog yang lain sering memberitakan keberhasilan mereka dalam berhidroponik, namun karena saya pendatang baru dalam berhidroponik, belajar juga masih dari paman Google dan bibi Youtube saja, dalam satu bulan ini saya masih kurang berhasil, sehingga yang saya tulis dalam artikel ini masih berupa pelajaran-pelajaran dari beberapa kesalahan saya. Ilmu yang sangat berharga, experience is a good teacher. Jadi, saya ingin share saja, barangkali ada para sesepuh hidroponik yang bisa kasih solusi lain atau setidaknya membantu para pendatang baru dalam hidroponik lainnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saya.
Tetap semangat, terus belajar, dan mencoba ! …hehehe. Berikut beberapa pelajaran yang saya peroleh:
  1. Perbandingan volume reservoir dengan volume talang air (growbed/tempat menanam) kurang mempertimbangkan ketinggian permukaan air dengan ketinggian pompa air rendam (saat reservoir dalam kondisi air keluar. Sehingga akibatnya air yang digunakan untuk mengisi growbed hanya bisa separuh, jika ketinggiannya dipaksakan full (dengan menambah ketinggian pipa overflow) maka pompa air rendam akan tidak lagi terendam sehingga bisa rusak.
  2. Ketinggian air yang kurang ini juga mengakibatkan kesulitan saat menaruh bibit tanaman karena permukaan air berada agak dalam, terutama bibit tanaman yang memiliki akar yang berukuran pendek. Masalah ini bisa dipecahkan dengan cara menyemai terlebih dulu bibit tanaman dan menunggu dalam waktu yang lebih lama untuk mendapatkan akar yang lebih panjang. Yah konsekuensinya tidak bisa langsung segera ditanam di growbed.
  3. Daun tanaman menguning, karena sedikit akar yang terendam sehingga nutrisi yang diserap tumbuhan tidak bisa banyak.
  4. Daun tanaman menguning juga disebabkan jumlah nutrisi yang ada di dalam larutan hidroponik hanya menggunakan POC. Perlu ditambahkan NPK 1 sdm dan gandasil D (daun) 1/3 sdm per 10 liter air (resep dari para sesepuh di google). Katanya sih paling bagus pakai ABMix ... tapi budgetnya yang belum bisa dan belum klik di hati. InsyaAllah jika yang pakai NPK ini sudah berhasil baru pakai ABMix.
  5. Tanaman mati karena sistem overflow menggunakan auto siphon pada sirkulasi air sempat tidak berfungsi . Air terus mengalir dan merendam terus menerus akar tanaman lebih dari 30 menit (batas toleransi waktu maksimal akar terendam), bahkan sempat seharian terendam. Sehingga ini menyebabkan akar membusuk dan tanaman pun menjadi mati. Ternyata masalahnya adalah seharusnya setelah pipa overflow tidak boleh terlalu banyak tikungan pipa, hanya boleh 1 tikungan (knee) pipa saja. Sirkulasi air boleh dibelokkan menggunakan tambahan selang air yang dihubungkan erat ke pipa, menurut pengalaman saya, dengan begini overflow masih berfungsi. Gambar di bawah ini yang saya maksud dengan auto siphon

Senin, Oktober 13, 2014

Manfaat Tugas Perkembangan Anak Usia Dini

Tabel Denver II
Setiap orang tua pastilah senang ketika melihat anaknya bisa mengangkat kepalanya sendiri untuk pertama kalinya. Atau perasaan senang orang tua ketika mendengar si kecil asyik mengoceh "ga ga gi gu ga" untuk pertama kali sambil si kecil bisa tertawa ngekek (apa ya bahasa Indonesianya "ngekek"?? ^-^). Apalagi bisa memanggil ayah atau bundanya \\^o^// ... luar biasa.

Setelah kami baca-baca artikel tumbuh kembang anak, ternyata ada beberapa tugas perkembangan yang penting dan seyogyanya dilaksanakan oleh setiap anak pada usia dini, 0-6 tahun. Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan berkesinambungan, baik mengenal fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)-nya. Manfaat dari pemeriksaan kemajuan perkembangan anak menurut kami cukuplah penting, mengapa? karena agar kita selaku orang tua dapat segera memberikan stimulus yang sesuai di setiap masa perkembangan buah hati kita. Atau jika ada keterlambatan perkembangan pada anak kita, maka selaku orang tua bisa waspada dan dapat segera mencari solusinya atau mengonsultasikannya pada petugas kesehatan.

Ada sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia dini 0-6 tahun, yang disebut dengan Denver Developmental Screening Test (DDST). Dalam perkembangannya, DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II. Denver II adalah salah satu dari metode pemeriksaan terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

Alhamdulillaah, dari tes denver tersebut, akhirnya kami mengetahui bahwa buah hati kami yang pada tanggal ini berusia 3 bulan memiliki perkembangan yang normal, dan stimulus yang harus kami berikan sebelum dia berumur 4 bulan tinggal berupa tugas latihan "duduk kepala tegak".

Diakhir artikel ini Anda bisa mengunduh atau men-download file tentang format tes Denver. Adapun hal-hal yang harus diketahui antara lain: