Tampilkan postingan dengan label Do It Yourself - DIY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Do It Yourself - DIY. Tampilkan semua postingan

Kamis, Maret 05, 2015

Cara Cek Keberadaan Spycam

Harap lebih berhati-hati, terutama saat Anda masuk di kamar mandi atau toilet umum, ruang ganti baju di toko baju atau mall, atau kamar hotel. Waspadalah, terutama bagi ibu-ibu dan para remaja putri. Sekarang ini banyak sekali kamera tersembunyi atau spycam yang diletakkan di tempat-tempat tersebut.

Wajib bagi Anda untuk waspada, terutama saat melepas pakaian di tempat-tempat yang sudah saya sebut di atas, karena keberadaan  spycam  tersebut tersamar atau tidak kita sangka-sangka. Spycam tersebut bentuknya bisa beraneka macam, beberapa di antaranya berbentuk gantungan baju, jam alarm samping tempat tidur/jam meja, ballpoint, lampu kamar, saklar lampu, lubang intip pintu kamar hotel, stop kontak, atau kamera yang dipasang dibalik cermin dua arah yang menempel di dinding tempat tidur dan kamar mandi.

Para artis pun ada yang menjadi korban, seperti artis yang berinisial FP, SA, RMS, YW, dan yang terbaru adalah CI. Mereka mengaku hanyalah korban dari kejahatan tangan-tangan jahil yang tak bertanggung jawab. Untungnya, kejadian tersebut tak membuat mereka depresi, dan tetap ingin meraih mimpi. Yah, tapi menurut saya, ada baiknya mereka juga harus lebih menutup auratnya saat di luar, karena di jalan raya lebih banyak “kamera-kamera hidup” alias mata non muhrimnya yang sengaja atau tidak sengaja melihat aurat mereka. Peacee... :)

Terlepas yang menjadi korban artis atau bukan, tentunya perbuatan yang tidak bertanggungjawab tersebut cukup meresahkan masyarakat. Mungkin, ada baiknya, jika pemerintah memberlakukan semacam peraturan yang dapat membatasi kepemilikan spycam sehingga hanya dimiliki oleh orang tertentu saja dan hanya untuk alasan keamanan atau penyelidikan pihak berwenang, agar spycam tidak disalahgunakan.

Spycam tersebut pada awalnya bertujuan sebagai kamera keamanan untuk di rumah atau di kantor dan di mana Anda perlu untuk menangkap seseorang atau hanya memantau yang datang dan pergi. Namun, layaknya pisau, alat tersebut dapat pula digunakan untuk tujuan tercela, tergantung pemiliknya.

Perlu Anda ketahui, bahwa kemampuan merekam dari kamera tersembunyi tersebut tidak bisa diremehkan, meskipun lubang kameranya hanya sebesar titik jarum. Dengan resolusi video 720 x 480, 1280 x 720, atau 1280 x 960 HD, digital video recording, audio visual recording, dan 30 frame per detik, maka hasil rekamannya pun terbilang cukup jelas dan mudah disimpan dalam flash disk untuk ditonton di komputer, laptop, atau handphone. Di antara mereka ada yang dapat diaktifkan dengan menggunakan remote control. Kamera ini dapat dibiarkan selama berhari-hari sebelum benar-benar dibutuhkan dan dapat diaktifkan dari jarak jauh hingga 10 meter.

Setelah diaktifkan hanya akan merekam bila ada gerakan. Ini karena mereka dilengkapi  dengan motion detector atau sensor gerak yang dapat aktif selama 28 jam non stop. Spycam tersebut rata-rata dapat menyimpan rekaman dengan total durasi 8 jam, dan dengan kapasitas memory bisa ditingkatkan hingga 32GB.

Sayangnya, kamera tersembunyi atau spycam tersebut dijual dengan bebas dan dapat dibeli dengan harga yang cukup murah, sekitar Rp150.000 sampai dengan Rp550.000. Sehingga kita juga perlu tahu bagaimana bentuk-bentuk spycam yang beredar, dan bagaimana cara cek keberadaan spycam tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh produk spycam yang biasanya digunakan oleh para pelaku kejahatan susila tersebut.

Spy camera model gantungan baju




Spy camera model stop kontak


Spy camera model lampu pijar (bulp)



Spy camera model jam meja





Spy camera model saklar lampu



Spy camera model ballpoint


Cara Cek Sederhana Keberadaan Spycam dan Cermin Dua Arah
Kepala Sub-Seksi Layanan Informasi Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Fauzi Ahmad, menyampaikan cara cek sederhana untuk mengetahui apakah di tempat yang sedang digunakan ada kamera tersembunyi atau tidak.

Jumat, Januari 23, 2015

Dissolved oxygen for Plant

Efek Coanda yang saya terapkan untuk menambah jumlah oksigen terlarut.
Pinginnya sih judul artikelnya bahasa indonesia saja, sayangnya kata paman Google judul "Manfaat Oksigen Terlarut dalam Nutrisi" kurang keren alias gak banyak yang tanya, apalagi kalau pakai judul "Manfaat Oksigen Terlarut dalam Air Nutrisi" malah PARAH. Ya sudahlah saya pakai judul "Dissolved oxygen for Plant" saja.

Baik langsung saja, pada percobaan hidroponik saya yang kedua, Alhamdulillaah...berhasil, dengan hasil panen sayuran sawi yang segar, daunnya lebar, dan kata tetangga rasanya enak, lebih manis daripada sawi yang dijual di pasar (cie-cie-cie) .. \\^0^//. Dari pengalaman ini, saya akhirnya mengerti bahwa salah satu kunci keberhasilan berhidroponik adalah pada cukupnya jumlah oksigen terlarut dalam air nutrisi.

Pada praktek menanam tanaman menggunakan sistem hidroponik, jumlah oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) yang ada dalam larutan nutrisi menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi tanaman. Semakin tinggi jumlah oksigen terlarut pada air atau larutan nutrisi maka semakin bagus pula pertumbuhan tanaman.

Menurut pengalaman saya, saat saya menanam sayuran sawi pada sistem hidroponik sumbu yang relatif memiliki jumlah oksigen terlarut yang kecil, karena tidak ada sirkulasi air yang intens (salah satu hal yang menyebabkan jumlah DO kecil), hasilnya sangat berbeda ketika saya bandingkan dengan tanaman sawi saya yang ada pada sistim hidroponik ebb and flow atau istilahnya pasang surut. Pada sistem sumbu, sawi memiliki daun yang kecil, sedangkan pada sistem pasang surut tampak sawi memiliki daun yang lebar, besar, dan lebih segar.
Sistim sumbu (wick)
Sistim pasang surut (Ebb and Flow)

Dari pengalaman saya itulah, akhirnya saya coba pelajari lebih dalam bagaimana menambah jumlah oksigen terlarut yang ada pada larutan nutrisi. Berikut ini rangkuman hasil dari saya baca artikel sana sini dengan bantuan paman Google.

Beberapa proses yang menyebabkan masuknya atau terikatnya oksigen ke dalam air yaitu:

Rabu, Desember 10, 2014

Hidroponik oh Hidroponik

Artikel ini bercerita tentang beberapa kesalahan dalam praktek hidroponik sistem pasang surut (ebb and flow atau flow and drain) yang saya terapkan. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Teman-teman blog yang lain sering memberitakan keberhasilan mereka dalam berhidroponik, namun karena saya pendatang baru dalam berhidroponik, belajar juga masih dari paman Google dan bibi Youtube saja, dalam satu bulan ini saya masih kurang berhasil, sehingga yang saya tulis dalam artikel ini masih berupa pelajaran-pelajaran dari beberapa kesalahan saya. Ilmu yang sangat berharga, experience is a good teacher. Jadi, saya ingin share saja, barangkali ada para sesepuh hidroponik yang bisa kasih solusi lain atau setidaknya membantu para pendatang baru dalam hidroponik lainnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saya.
Tetap semangat, terus belajar, dan mencoba ! …hehehe. Berikut beberapa pelajaran yang saya peroleh:
  1. Perbandingan volume reservoir dengan volume talang air (growbed/tempat menanam) kurang mempertimbangkan ketinggian permukaan air dengan ketinggian pompa air rendam (saat reservoir dalam kondisi air keluar. Sehingga akibatnya air yang digunakan untuk mengisi growbed hanya bisa separuh, jika ketinggiannya dipaksakan full (dengan menambah ketinggian pipa overflow) maka pompa air rendam akan tidak lagi terendam sehingga bisa rusak.
  2. Ketinggian air yang kurang ini juga mengakibatkan kesulitan saat menaruh bibit tanaman karena permukaan air berada agak dalam, terutama bibit tanaman yang memiliki akar yang berukuran pendek. Masalah ini bisa dipecahkan dengan cara menyemai terlebih dulu bibit tanaman dan menunggu dalam waktu yang lebih lama untuk mendapatkan akar yang lebih panjang. Yah konsekuensinya tidak bisa langsung segera ditanam di growbed.
  3. Daun tanaman menguning, karena sedikit akar yang terendam sehingga nutrisi yang diserap tumbuhan tidak bisa banyak.
  4. Daun tanaman menguning juga disebabkan jumlah nutrisi yang ada di dalam larutan hidroponik hanya menggunakan POC. Perlu ditambahkan NPK 1 sdm dan gandasil D (daun) 1/3 sdm per 10 liter air (resep dari para sesepuh di google). Katanya sih paling bagus pakai ABMix ... tapi budgetnya yang belum bisa dan belum klik di hati. InsyaAllah jika yang pakai NPK ini sudah berhasil baru pakai ABMix.
  5. Tanaman mati karena sistem overflow menggunakan auto siphon pada sirkulasi air sempat tidak berfungsi . Air terus mengalir dan merendam terus menerus akar tanaman lebih dari 30 menit (batas toleransi waktu maksimal akar terendam), bahkan sempat seharian terendam. Sehingga ini menyebabkan akar membusuk dan tanaman pun menjadi mati. Ternyata masalahnya adalah seharusnya setelah pipa overflow tidak boleh terlalu banyak tikungan pipa, hanya boleh 1 tikungan (knee) pipa saja. Sirkulasi air boleh dibelokkan menggunakan tambahan selang air yang dihubungkan erat ke pipa, menurut pengalaman saya, dengan begini overflow masih berfungsi. Gambar di bawah ini yang saya maksud dengan auto siphon

Senin, Mei 13, 2013

Tangan Kita Bukan Termometer

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau bahkan merasakan panas atau dingin. Biasanya, untuk mengukur suhu suatu benda, kita hanya menggunakan perasaaan melalui indra peraba, yakni telapak tangan kita. Misalnya ketika orang tua ingin mengetahui suhu anaknya yang sedang tidak enak badan, pasti gerakan refleks orang tua langsung menempelkan tangan ke dahi atau leher si anak.

Namun pada dasarnya, tangan kita bukan termometer. Indra peraba setiap orang dalam merasakan sesuatu, terutama mengenai panas atau dinginnya suatu benda relatif berbeda, bersifat subyektif, termasuk mengukur suhu tubuh manusia. Dengan demikian, pengukuran derajat/tingkat panas atau dinginnya suatu benda menggunakan perasaan melalui indra peraba tidak selalu tepat dan bersifat relatif tergantung kecenderungan perasaan dan kepekaan indra peraba setiap individu.

Derajat panas atau dinginnya suatu benda itulah yang disebut dengan suhu. Pada uraian di atas sudah dijelaskan bahwa tangan bukan untuk mengukur suhu badan, karena hasilnya relatif. Untuk membuktikannya, lakukanlah kegiatan berikut ini!


Mengukur Suhu dengan Indra Peraba

I.    Tujuan
Menyelidiki apakah indra peraba dengan tepat digunakan untuk mengukur suhu.

II.    Alat dan bahan
  1. Tiga buah wadah/ember
  2. Air dingin (es yang sudah mencair), air biasa, dan air hangat.

III.    Langkah kerja
  1. Isilah wadah pertama dengan air hangat, wadah kedua dengan air biasa, dan wadah ketiga dengan air dingin!
  2. Celupkan tangan kananmu ke wadah pertama, kemudian celupkan tangan kirimu ke wadah ketiga. Biarkan selama satu menit dan rasakan suhunya.
  3. Angkat kedua tanganmu dari wadah pertama dan ketiga, lalu segera masukkan kedua tanganmu ke wadah kedua. Apa yang dirasakan oleh kedua tanganmu?
  4. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan di atas!

Kesimpulan:
Dari kegiatan di atas dapat kita simpulkan bahwa