Selasa, September 29, 2015

DIY How to Make Yeast Easily

(Do It Yourself: Bikin Sendiri) Cara Membuat Ragi Tape dengan Mudah

Setelah mengamati search engine milik mbah Google, ternyata banyak juga masyarakat di dunia Barat yang tertarik untuk membuat ragi tape atau yeast sendiri. Kalau di Indonesia di tahun 2015 ini, sepertinya juga lagi booming kebiasaan masyarakat Indonesia memelihara semut jepang untuk kesehatan. Jadi insyaAllah, banyak orang yang membutuhkan info ini.

Percobaan saya ini berangkat dari kelangkaan ragi tape yang sempat terjadi di daerah saya. Dan alhamdulillah berhasil buat ragi tape sendiri dan disukai sama semut-semut jepang.

Sempat saya coba juga ragi buatan saya untuk membuat tape nasi, ... hasilnya lumayan enak. ^_^

Membuat Ragi Sendiri dengan Cara Sederhana dan Murah.

Bahan-bahan:
  1. 250gr tepung beras.
  2. 6 sendok makan gula.
  3. ±80mL air bersih.
  4. 1 siung bawang putih.
  5. 1 ruas lengkuas.
  6. 1 keping ragi tape yang sudah dihaluskan.

Langkah-langkah:
Gerus bawang putih dan lengkuas hingga halus, lalu campurkan dengan air dan gula. Tuangkan campuran tersebut ke tepung beras hingga menjadi adonan yang kental seperti pasta sehingga mudah dibentuk, tidak terlalu basah. Ratakan adonan di atas wadah atau nampan. Taburi dengan serbuk ragi secara merata. Biarkan selama 24-48 jam di tempat yang kering dan aman. Jangan ditutup rapat.

Setelah 24-48 jam, cetak adonan menjadi kecil-kecil sesuai selera. Lalu jemur di bawah sinar matahari selama 3-5 hari sampai kering. Saran: berdasarkan pengalaman saya, banyak semut merah yang akan berdatangan saat adonan dijemur, sehingga sekitar adonan perlu diberi kapur semut.

Jika sudah kering, maka simpan di toples atau plastik. Tutup rapat. Letakkan di kulkas.

Kamis, September 10, 2015

Lebih ke Seni atau Ilmiah ya

Otak Kiri dan Otak Kanan, dominan salah satu atau seimbang?

Keberbakatan, kepandaian dan kreatifitas ditentukan oleh struktur otak. Cerebaral cortex otak dibagi dalam dua belahan, belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum.

Belahan otak kanan menguasai dan mengatur belahan kiri badan, sedangkan belahan otak kiri menguasai dan mengatur belahan kanan badan.

Otak kiri digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kerumitan warna dan irama.

Otak kanan digunakan untuk berpikir yang abstrak dan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta, dan bakat seni. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat dengan batasan ilmiah dan matematis. Kita dapat memfokuskan diri pada bentuk, warna-warni, dan kelembutan, dengan mengabaikan ukuran atau rumus yang mengikat.

Otak kiri bisa diibaratkan layaknya kantor elit yang ditata begitu sistematis dan dihuni orang-orang berseragam serba rapi. Mereka sangat tekun dan disiplin dalam bekerja. Sedangkan, otak kanan layaknya taman bermain yang ramai dikunjungi oleh orang-orang yang sedang melakukan beragam aktivitas. Mereka mengenakan pakaian yang berwarna-warni, bermain layang-layang, berjalan santai, berolahraga, melukis, bermeditasi, membaca buku.

Otak kiri memiliki kekuatan intelektual yang disiplin, fokus, logis, kritis, cerdas dan cermat berbahasa. Sedangkan, otak kanan lebih ke kekuatan emosional yang menyenangkan atau menggemparkan, intuitif, imajinatif, spontan dan naif.

Secara sederhana, Anda bisa mengecek belahan otak manakah yang cenderung dominan pada diri Anda dengan melihat gambar di bawah ini.

Sabtu, September 05, 2015

Tips Benar Membaca Buku

halaman 7 buku Jakarta Berkarakter
Media massa sempat dibikin heboh, khususnya DKI Jakarta, saat kadisdik Jakarta mengesahkan penerbitan sebuah buku yang di dalamnya membahas tentang ajaran-ajaran atheisme yang berkembang di masyarakat, serta kritik-kritik terhadap ajaran-ajaran atheisme tersebut baik dalam ilmu pengetahuan maupun ajaran agama.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklarifikasi adanya buku modul Program Pelajar Jakarta Berkarakter Jilid I yang ditertibkan oleh Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dalam buku tersebut, pada halaman 7, ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Basuki mengaku sudah membaca seluruh buku tersebut, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari materi-materi di sana.

"Itu bukan ajaran Ateis, saya sudah cek itu. Ternyata orang baca bukunya enggak sampai habis. Setelah baca bukunya, justru itu deradikalisasi (melawan ajaran radikal)," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (2/9/2015).

Di buku tersebut, sebelum sebelum penulis menjelaskan tentang ajaran-ajaran atheisme yang berkembang di masyarakat, tampak ada pengantar seperti ini yang tercantum pada gambar di atas yang sempat beredar di media sosial:
"...jika generasi muslim dapat menjawab pandangan ilmuwan tersebut, maka akan muncul keimanan yang semakin kuat karena dilandasi ilmu pengetahuan yang kuat. Hal ini akan berefek pada kecintaan Tuhan yang semakin tinggi. ...kita harus menjawab pandangan ilmuwan barat yang tidak percaya tentang keberadaanTuhan"

Dilihat dari kutipan tersebut, jelas tidak ada masalah dengan buku tersebut. Malah bisa menjadi pagar (pencegahan) faham-faham atheisme. Apalagi dalam buku tersebut dilengkapi dengan bab yang mengupas habis kelemahan-kelemahan yang ada pada ajaran atheisme baik dari sisi ilmiah maupun dari sisi ajaran agama.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman mengatakan buku berjudul "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" itu bukanlah buku pelajaran wajib. Buku itu bertujuan mencegah tawuran peajar dan deradikalisasi. Kadisdik DKI Jakarta mengatakan bahwa seharusnya membaca buku itu harus dengan utuh.

Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Fathurin Zen menjelaskan, buku tersebut sebenarnya ingin membantah secara rinci perihal anggapan tokoh ilmuwan Barat yang menentang adanya Tuhan, melalui teori-teori ilmiah yang dikemukakan oleh ilmuwan Barat, seperti Charles Darwin dan Sigmund Freud, serta mengenai teori Big Bang dan lain-lain.

Fathurin mengatakan, halaman 7 di buku tersebut menunjukkan penjelasan tentang teori yang dianggap menyimpang dari agama Islam.

Namun, itu hanya sebagai pokok permasalahan yang dibahas. Sementara itu, penjabaran lengkapnya terdapat di halaman 12 dan seterusnya.

"Memang dalam teori tersebut menampilkan penggalan ayat Al Quran yang seolah melegitimasi untuk melakukan terorisme, padahal itu hanya penggalan ayat, bukan secara keseluruhan. Makanya saya katakan bahwa buku tersebut tidak boleh dibaca secara setengah-setengah," kata Fathurin.

Membaca buku itu harus utuh, tidak boleh sepenggal-sepenggal, karena kesimpulan pembaca akan menjadi salah. Layaknya membaca kalimat "LAA ILAHA ILLALLAAH" ... tidak boleh dibaca "laa ilaha" (tiada Tuhan) kemudian berhenti.

Membaca buku tentang ketuhanan, jangan hanya berhenti saat teori-teori atheisme dibacakan, kemudian dengan tergesa-gesa dan ceroboh menarik kesimpulan bahwa buku tersebut mengajarkan atheisme. Apalagi kemudian diperparah lagi dengan tindakan cerobohnya yaitu dengan menyebarkannya melalui media massa dengan bermodalkan sepenggal foto dari buku tersebut. Entah apakah motivasi si penyebar tersebut, apakah karena sekedar ceroboh saja atau ada maksud lain, semisal menjatuhkan nama baik seseorang atau kelompok tertentu.

Bacalah dengan tuntas hingga bab tentang kritik terhadap pandangan atheisme baik dari segi ilmu pengetahuan maupun agama. Kesimpulan pembaca pasti akan berubah.

Ini Isi Lengkap Buku "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" yang diposting oleh megapolitan.kompas.com:

TIPS yang BENAR SAAT MEMBACA BUKU.

1) Bacalah kata pengantar dan sinopsis dari buku tersebut yang biasanya tertera di belakang cover atau di halaman depan. Di situ tertulis jelas gambaran umum dari isi buku, sehingga pembaca bisa memahami tiap bab dan keterhubungannya, dan menumbuhkan motivasi membaca yang lebih baik dan lebih tuntas.

2) Membaca itu adalah kegiatan serius bagi saya karena dalam kegiatan itu kita dituntut untuk memahami secara baik isi dari yang kita baca. Jadi tatalah niat sebelum membaca buku. Berniatlah dengan baik.