halaman 7 buku Jakarta Berkarakter |
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklarifikasi adanya buku modul Program Pelajar Jakarta Berkarakter Jilid I yang ditertibkan oleh Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dalam buku tersebut, pada halaman 7, ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Basuki mengaku sudah membaca seluruh buku tersebut, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari materi-materi di sana.
"Itu bukan ajaran Ateis, saya sudah cek itu. Ternyata orang baca bukunya enggak sampai habis. Setelah baca bukunya, justru itu deradikalisasi (melawan ajaran radikal)," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (2/9/2015).
Di buku tersebut, sebelum sebelum penulis menjelaskan tentang ajaran-ajaran atheisme yang berkembang di masyarakat, tampak ada pengantar seperti ini yang tercantum pada gambar di atas yang sempat beredar di media sosial:
"...jika generasi muslim dapat menjawab pandangan ilmuwan tersebut, maka akan muncul keimanan yang semakin kuat karena dilandasi ilmu pengetahuan yang kuat. Hal ini akan berefek pada kecintaan Tuhan yang semakin tinggi. ...kita harus menjawab pandangan ilmuwan barat yang tidak percaya tentang keberadaanTuhan"
Dilihat dari kutipan tersebut, jelas tidak ada masalah dengan buku tersebut. Malah bisa menjadi pagar (pencegahan) faham-faham atheisme. Apalagi dalam buku tersebut dilengkapi dengan bab yang mengupas habis kelemahan-kelemahan yang ada pada ajaran atheisme baik dari sisi ilmiah maupun dari sisi ajaran agama.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman mengatakan buku berjudul "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" itu bukanlah buku pelajaran wajib. Buku itu bertujuan mencegah tawuran peajar dan deradikalisasi. Kadisdik DKI Jakarta mengatakan bahwa seharusnya membaca buku itu harus dengan utuh.
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Fathurin Zen menjelaskan, buku tersebut sebenarnya ingin membantah secara rinci perihal anggapan tokoh ilmuwan Barat yang menentang adanya Tuhan, melalui teori-teori ilmiah yang dikemukakan oleh ilmuwan Barat, seperti Charles Darwin dan Sigmund Freud, serta mengenai teori Big Bang dan lain-lain.
Fathurin mengatakan, halaman 7 di buku tersebut menunjukkan penjelasan tentang teori yang dianggap menyimpang dari agama Islam.
Namun, itu hanya sebagai pokok permasalahan yang dibahas. Sementara itu, penjabaran lengkapnya terdapat di halaman 12 dan seterusnya.
"Memang dalam teori tersebut menampilkan penggalan ayat Al Quran yang seolah melegitimasi untuk melakukan terorisme, padahal itu hanya penggalan ayat, bukan secara keseluruhan. Makanya saya katakan bahwa buku tersebut tidak boleh dibaca secara setengah-setengah," kata Fathurin.
Membaca buku itu harus utuh, tidak boleh sepenggal-sepenggal, karena kesimpulan pembaca akan menjadi salah. Layaknya membaca kalimat "LAA ILAHA ILLALLAAH" ... tidak boleh dibaca "laa ilaha" (tiada Tuhan) kemudian berhenti.
Membaca buku tentang ketuhanan, jangan hanya berhenti saat teori-teori atheisme dibacakan, kemudian dengan tergesa-gesa dan ceroboh menarik kesimpulan bahwa buku tersebut mengajarkan atheisme. Apalagi kemudian diperparah lagi dengan tindakan cerobohnya yaitu dengan menyebarkannya melalui media massa dengan bermodalkan sepenggal foto dari buku tersebut. Entah apakah motivasi si penyebar tersebut, apakah karena sekedar ceroboh saja atau ada maksud lain, semisal menjatuhkan nama baik seseorang atau kelompok tertentu.
Bacalah dengan tuntas hingga bab tentang kritik terhadap pandangan atheisme baik dari segi ilmu pengetahuan maupun agama. Kesimpulan pembaca pasti akan berubah.
Ini Isi Lengkap Buku "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" yang diposting oleh megapolitan.kompas.com:
TIPS yang BENAR SAAT MEMBACA BUKU.
1) Bacalah kata pengantar dan sinopsis dari buku tersebut yang biasanya tertera di belakang cover atau di halaman depan. Di situ tertulis jelas gambaran umum dari isi buku, sehingga pembaca bisa memahami tiap bab dan keterhubungannya, dan menumbuhkan motivasi membaca yang lebih baik dan lebih tuntas.
2) Membaca itu adalah kegiatan serius bagi saya karena dalam kegiatan itu kita dituntut untuk memahami secara baik isi dari yang kita baca. Jadi tatalah niat sebelum membaca buku. Berniatlah dengan baik.
#HappyReading :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar atau masukan ya :)