Sebenarnya, ibu yang menyusui bayi 1-6 bulan dianjurkan untuk menunda berpuasa di bulan Ramadhan karena bayi usia 1-6 bulan memerlukan ASI eksklusif dan tidak memiliki asupan lain. Tetapi bila ada ibu menyusui ingin berpuasa maka sebaiknya tetap makan tiga kali sehari. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, Ketua Sentra Laktasi Indonesia, "Ibu menyusui kan dalam agama diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Tapi andaikan ia masih menyusui tapi bayinya sudah diatas 6 bulan dan ingin berpuasa, maka makannya harus tetap tiga kali". Bagaimana caranya?
Blog ini mengajak para pelajar dan orangtua untuk belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah sosial, dan parenting. Belajar pengetahuan untuk siswa-siswi sekolah dasar dan menengah.
Minggu, Agustus 07, 2011
Rabu, Agustus 03, 2011
Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa
Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa
Di bulan Ramadhan, umat muslim yang sedang berpuasa biasanya mengalami kendala bau mulut. Menutup mulut saat berbicara adalah salah satu cara agar bau mulut tersebut tidak mengganggu lawan bicara. Ada hadits yang mengatakan bahwa sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau minyak kasturi. Saya mengimani hal ini, namun pastinya kondisi di akhirat berbeda dengan saat di dunia. Di dunia, bau mulut ya tetap bau mulut yang harus dicegah atau diatasi agar masalah ini tidak mengganggu aktivitas sosialisasi kita dengan antar manusia melalui lisan.
Sebelum berbicara mengenai cara mengatasinya, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu apa penyebab utamanya. Dengan mengetahui penyebab bau mulut, diharapkan pembaca bisa menambahkan saran-saran lain berdasarkan pengalamannya masing-masing yang berhubungan dengan mengurangi atau mencegah masalah bau mulut.
Penyebab umum
Faktor pertama,
Di bulan Ramadhan, umat muslim yang sedang berpuasa biasanya mengalami kendala bau mulut. Menutup mulut saat berbicara adalah salah satu cara agar bau mulut tersebut tidak mengganggu lawan bicara. Ada hadits yang mengatakan bahwa sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau minyak kasturi. Saya mengimani hal ini, namun pastinya kondisi di akhirat berbeda dengan saat di dunia. Di dunia, bau mulut ya tetap bau mulut yang harus dicegah atau diatasi agar masalah ini tidak mengganggu aktivitas sosialisasi kita dengan antar manusia melalui lisan.
Sebelum berbicara mengenai cara mengatasinya, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu apa penyebab utamanya. Dengan mengetahui penyebab bau mulut, diharapkan pembaca bisa menambahkan saran-saran lain berdasarkan pengalamannya masing-masing yang berhubungan dengan mengurangi atau mencegah masalah bau mulut.
Penyebab umum
Faktor pertama,
Sabtu, Juli 30, 2011
Puasa kita Puasanya “Ulat” atau “Ular” ?
Bahan Renungan: Puasa kita Puasanya “Ulat” atau “Ular” ?
Ulat seperti kita ketahui adalah hewan yang hidupnya memakan daun-daun, dan bisa dikatakan merugikan manusia. Namun setelah ia berpuasa dalam fasenya menjadi kepompong dan selanjutnya berubah menjadi kupu-kupu, hewan yang berubah seratus delapan puluh derajat dari asalnya. Ulat yang dulu kerjanya hanya merugikan manusia kini telah berubah menjadi kupu-kupu yang hanya mau menghisap madu dari bunga-bung tertentu. Kini ia adalah hewan yang justru banyak bermanfaat bagi manusia. Dan tentu saja kupu-kupu adalah hewan indah yang dikagumi manusia. Ulat tersebut telah berhasil melaksanakan tujuan akhir dari program puasanya, dari hewan yang dibenci manusia karena merugikan menjadi bentuk baru, yaitu kupu-kupu yang dikagumi atau disenangi manusia karena menguntungkan dan bentuknya yang indah.
Sekarang bandingkan dengan puasanya ular.
Ulat seperti kita ketahui adalah hewan yang hidupnya memakan daun-daun, dan bisa dikatakan merugikan manusia. Namun setelah ia berpuasa dalam fasenya menjadi kepompong dan selanjutnya berubah menjadi kupu-kupu, hewan yang berubah seratus delapan puluh derajat dari asalnya. Ulat yang dulu kerjanya hanya merugikan manusia kini telah berubah menjadi kupu-kupu yang hanya mau menghisap madu dari bunga-bung tertentu. Kini ia adalah hewan yang justru banyak bermanfaat bagi manusia. Dan tentu saja kupu-kupu adalah hewan indah yang dikagumi manusia. Ulat tersebut telah berhasil melaksanakan tujuan akhir dari program puasanya, dari hewan yang dibenci manusia karena merugikan menjadi bentuk baru, yaitu kupu-kupu yang dikagumi atau disenangi manusia karena menguntungkan dan bentuknya yang indah.
Sekarang bandingkan dengan puasanya ular.
Langganan:
Postingan (Atom)