Sudah lama saya ingin menjawab pertanyaan tentang alasan pemberian batu kerikil (gravel) di sepanjang rel kereta api. Dalam posting kali ini, saya ingin berbagi pengetahuan tentang hal tersebut.
Setiap rel kereta api diberi batu kerikil dengan tujuan untuk mengurangi getaran yang ditimbulkan akibat kereta api yang sedang melaju. Sebenarnya tidak hanya batu kerikil yang bisa mengurangi getaran, pemberian aspal pun juga bisa, namun karena alasan ekonomis akhirnya batu kerikil yang paling banyak digunakan karena lebih murah.
Batu kerikil tajam dan besar yang tersebar di sepanjang rel kereta api tersebut juga bertujuan menyangga “bantalan” rel kereta api. Dengan adanya batu kerikil yang tersebar di sekitar rel, rel kereta api akan menjadi lebih stabil. Sehingga kereta api pun bisa melaju dengan lebih stabil, karena ada batu kerikil sebagai pengimbangnya, tidak terlalu bergoncang ke kanan dan ke kiri. Biasanya PT Kereta Api Indonesia akan melakukan cek rutin dan melakukan pemadatan kerikil yang tersebar di sekitar rel.
Alasan berikutnya adalah memperlambat tumbuhnya ilalang yang ada di sekitar rel. dan mencegah erosi atau pengikisan tanah (karena air hujan) yang ada di sekitar rel kereta api. Jika tanah yang ada disekitarnya tererosi maka akan menyebabkan rel kereta api bergeser dari posisi yang seharusnya, tentu saja ini membahayakan para penumpang kereta api, karena kereta api bisa jadi akan terguling saat melintas di tempat tersebut.
Alasan utama kerikil digunakan adalah karena kerikil berpori dan memungkinkan air hujan mengalir langsung, sehingga tidak menggenang. Jika tanah yang digunakan, maka tanah akan menyerap air hujan dan tanah pun akan menjadi lembab, dan akan tetap lembab sampai beberapa waktu. Ini akan menjadi masalah besar, karena interaksi antara air, tanah, dan getaran kereta api yang lewat akan menyebabkan terjadinya liquifaction. Liquifaction adalah proses di mana tanah akan menjadi lebih lembek (cair atau liquid) sehingga tidak bisa mendukung berat badan kereta api. Kereta api, yang beratnya sampai dengan 220.000 pounds (sekitar 99 ton) per gerbong ini, akan terperosok ke dalam tanah yang lembek tersebut dan kemudian berhenti.
Disusun dan diketik oleh: OmCan
Sumber baca sana sini:
http://en.wikipedia.org/wiki/,
http://answers.yahoo.com/question/,
http://repository.usu.ac.id/,
http://lieagneshendra.blog.friendster.com/,
http://chandrariska.wordpress.com/,
http://wiki.answers.com/
belajar pendidikan, blog pengetahuan, kelas pengetahuan, knowledge blog, sekolah dasar dan menengah, KIDS GEt kNowledge, blogger, blogspot
Setiap rel kereta api diberi batu kerikil dengan tujuan untuk mengurangi getaran yang ditimbulkan akibat kereta api yang sedang melaju. Sebenarnya tidak hanya batu kerikil yang bisa mengurangi getaran, pemberian aspal pun juga bisa, namun karena alasan ekonomis akhirnya batu kerikil yang paling banyak digunakan karena lebih murah.
Batu kerikil tajam dan besar yang tersebar di sepanjang rel kereta api tersebut juga bertujuan menyangga “bantalan” rel kereta api. Dengan adanya batu kerikil yang tersebar di sekitar rel, rel kereta api akan menjadi lebih stabil. Sehingga kereta api pun bisa melaju dengan lebih stabil, karena ada batu kerikil sebagai pengimbangnya, tidak terlalu bergoncang ke kanan dan ke kiri. Biasanya PT Kereta Api Indonesia akan melakukan cek rutin dan melakukan pemadatan kerikil yang tersebar di sekitar rel.
Alasan berikutnya adalah memperlambat tumbuhnya ilalang yang ada di sekitar rel. dan mencegah erosi atau pengikisan tanah (karena air hujan) yang ada di sekitar rel kereta api. Jika tanah yang ada disekitarnya tererosi maka akan menyebabkan rel kereta api bergeser dari posisi yang seharusnya, tentu saja ini membahayakan para penumpang kereta api, karena kereta api bisa jadi akan terguling saat melintas di tempat tersebut.
Alasan utama kerikil digunakan adalah karena kerikil berpori dan memungkinkan air hujan mengalir langsung, sehingga tidak menggenang. Jika tanah yang digunakan, maka tanah akan menyerap air hujan dan tanah pun akan menjadi lembab, dan akan tetap lembab sampai beberapa waktu. Ini akan menjadi masalah besar, karena interaksi antara air, tanah, dan getaran kereta api yang lewat akan menyebabkan terjadinya liquifaction. Liquifaction adalah proses di mana tanah akan menjadi lebih lembek (cair atau liquid) sehingga tidak bisa mendukung berat badan kereta api. Kereta api, yang beratnya sampai dengan 220.000 pounds (sekitar 99 ton) per gerbong ini, akan terperosok ke dalam tanah yang lembek tersebut dan kemudian berhenti.
Disusun dan diketik oleh: OmCan
Sumber baca sana sini:
http://en.wikipedia.org/wiki/,
http://answers.yahoo.com/question/,
http://repository.usu.ac.id/,
http://lieagneshendra.blog.friendster.com/,
http://chandrariska.wordpress.com/,
http://wiki.answers.com/
belajar pendidikan, blog pengetahuan, kelas pengetahuan, knowledge blog, sekolah dasar dan menengah, KIDS GEt kNowledge, blogger, blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar atau masukan ya :)