Jumat, Maret 01, 2013

Cara Terkejam Hewan Mengendalikan Otak Hewan Lain

Berikut ini tiga hewan yang memiliki cara terkejam dalam mengendalikan otak hewan lain dan perilaku untuk kepentingan dirinya sendiri. Cara-cara hewan ini terbilang luar biasa menakjubkan sekaligus menakutkan. Berikut penjelasan selengkapnya:

Peringkat ke 1Tawon Glyptapanteles (Tawon yang Menyebabkan Ulat menjadi Zombie)

Glyptapanteles, tawon ini tidak hanya puas dengan menyengat dan membunuh mangsanya (ulat ngengat gipsi), tetapi sebenarnya tawon tersebut juga menyuntikkan telurnya ke dalam tubuh korban. Jadi korban-korban mereka tidak hanya dibunuh dan dimakan, tetapi bagian dalam tubuh korban juga digunakan sebagai tempat untuk mengerami dan menetaskan telur. Dan tentu saja larva tawon yang sudah menetas memakan ulat dari dalam.

Sebagian besar larva menetas dan keluar dari celah-celah kulit ulat tersebut, ini sungguh mengerikan, tetapi larva yang lain tinggal di dalam ... untuk mengendalikan otaknya. Sehingga ulat tersebut tidak bisa dikatakan sudah “mati” ataupun masih “hidup”. Ketika larva tersebut menjadi pupa, pupa bagian pengontrol pikiran (berada di dalam tubuh ulat) memanipulasi ulat agar menjaga dan melindungi pupa tawon yang ada di luar. Bahkan terkadang mampu memaksa ulat untuk melilitkan jaring sutranya ke pupa tawon yang berada di luar sebagai pelindung. Jadi ulat gipsi tersebut benar-benar harus ada di dekat pupa tawon yang ada di luar dan menyerang semua predator tawon yang mendekati mereka. Benar-benar si tawon bikin si ulat menjadi “zombie”. Lebih jelasnya lihat gambar:
klik gambar untuk memperbesar


Peringkat ke-2
Jamur Cordyceps Unilateralis (Jamur yang Menyebabkan Semut menjadi Zombie)

Jamur Cordyceps mula-mula mengkonsumsi "jaringan lunak" dari semut – sementara semut masih hidup. Kemudian jamur menggunakan zat gizi yang ada dalam tubuh semut untuk menumbuhkan miselia dari dalam semut. Miselia tersebut menyerap makanan dari tubuh sang semut. Miselia tersebut memiliki struktur yang dapat menembus sel semut, dan menyerang hingga ke bagian otak semut. Setelah mencapai otak, miselia mempengaruhi arah berjalan semut menuju ke lokasi yang jamur inginkan dan sangat spesifik, yakni jamur menginginkan lokasi berupa tanaman yang memiliki daun yang berada 25 cm dari tanah, menghadap utara, serta dalam lingkungan dengan kelembaban 94-95 persen dan bersuhu antara 20 sampai 30 derajat Celcius. Semut pun akan menaatinya dan berhenti di lokasi yang tepat diinginkan jamur cordyceps. Wow, GPS handphone kalah nih!. Dan pada akhirnya, semut diizinkan untuk mati, tidak jadi zombie lagi. Semut pun mati dengan kondisi mencengkeram tanaman erat-erat, cukup sebagai pondasi bagi jamur untuk tumbuh dengan aman.

Setelah semut mati, jamur akhirnya meledak keluar dari belakang kepala semut, menembakkan spora mereka ke lantai hutan ... di mana ada ribuan semut yang akan menjadi korban berikutnya, menjadi zombie!. Lebih jelasnya lihat film berikut ini

Rabu, Februari 27, 2013

Pentingnya Pemilihan Guru Favorit Siswa

Beberapa waktu yang lalu, ada kegiatan yang cukup menarik terjadi disekolah beberapa di Indonesia yakni kegiatan pemilihan guru favorit, bahkan ada yang menjadi program tahunan. Pentingnya pemilihan guru favorit siswa memang dirasakan oleh sekolah yang bersangkutan. Penilaian tersebut umumnya dilakukan secara langsung oleh seluruh siswa di sekolah tersebut. Beberapa instansi di dunia pendidikan tersebut yang ada di Jawa Timur di antaranya adalah SMP Negeri 1 Sidoarjo, SMK Negeri 1 Singosari Malang, SDN Batioh 1 Banyuates, SDN 5 Banyuates, SMPN 1 Camplong, dan beberapa di luar Jawa Timur seperti Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru, SMP Negeri Peureulak Aceh Timur, SMPN 9 Siak Riau, SMKN-1 Pangkalan Banteng Kalimantan Tengah, SMKN 1 Pinrang Sulawesi Selatan. Beberapa sekolah swasta mungkin juga melakukan kegiatan pemilihan guru favorit, hanya saja belum dapat saya temukan beritanya di Google, ... hehehe :)

Apa sih manfaat dari pemilihan guru favorit tersebut bagi sekolah?
Siswa-siswi bisa mendapatkan kesempatan menyuarakan pendapat mereka dengan memberikan penilaian terhadap guru favorit mereka. Jika guru selama ini mampu memberikan penilaian kepada siswa, maka kegiatan pemilihan guru favorit memberi kesempatan guru “berkaca” melalui anak-anak. Hal ini penting, agar guru bisa mengkoreksi diri dengan lebih baik dan mampu mempertahankan kelebihan yang dimiliki dan mengatasi kelemahannya. Citra guru di depan wali murid juga akan menjadi lebih baik karena setiap guru berusaha memberikan pelayan yang baik.

Dari kegiatan pemilihan guru favorit ini, selain nantinya wali murid akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari setiap guru, wali murid juga bisa mendapatkan informasi yang benar mengenai kondisi guru-guru di sekolah tersebut, bukan berdasarkan rumor-rumor yang tidak jelas, yang mempengaruhi persepsi dan malah meretakkan hubungan wali murid dengan guru yang bersangkutan. Serta bisa menjadi kesempatan wali murid menunjukkan ucapan terimakasih atas dedikasi guru-guru selama ini di sekolah yang bersangkutan.

Bagi pimpinan sekolah, kegiatan pemilihan guru favorit diharapkan bisa memotivasi para guru di sekolah agar ke depan kinerja dan prestasinya bisa lebih berkembang dan meningkat, sehingga guru tetap bertanggung jawab terhadap tugasnya selaku pendidik. Menurut beberapa kepala sekolah di sekolah yang tersebut di atas, para guru perlu juga diberi motivasi oleh sekolah, tak terkecuali dari para siswanya.


Saran Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan Guru Favorit

Senin, Februari 25, 2013

Daur Hidup Unik Dunia Serangga

Daur hidup di dunia serangga tergolong unik. Mengapa? Karena mereka sama-sama berkaki enam (3 pasang kaki) namun memiliki perbedaan dalam bermetamorfosis, bahkan ada pula yang tidak mengalami metamorfosis (ametabola). Inilah yang menarik dari binatang kelas insecta alias serangga.

Perubahan bentuk yang terjadi dari telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfosis. Dalam proses pertumbuhan tersebut terjadi proses pergantian kulit (disebut ekdisis). Selama pertumbuhan berlangsung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit.

Metamorfosis ada dua macam: Metamorfosis sempurna  dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna (Holometabola) merupakan siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago (dewasa). Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Sedangkan metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola) merupakan siklus hidup dengan tahapan: telur, nimfa, dan imago. Nimfa adalah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit. Imago (dewasa) adalah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

Untuk menjelaskan ini saya ambil contoh semut dan kepik, karena kebetulan mereka ada di sekitar anak-anak tetapi jarang sekali bahkan tidak pernah dibahas, khususnya di sekolah dasar.

Semut, Metamorfosis Sempurna
Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Semut tumbuh melalui metamorfosis yang lengkap atau sempurna, melewati tahap larva dan pupa sebelum mereka menjadi imago (dewasa). Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat menjaga diri sendiri.
Daur hidup semut (klik untuk memperbesar gambar)



Kepik, Metamorfosis Tidak Sempurna
Kepik mengalami metamorfosis tidak sempurna. Anak kepik yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukurannya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa kepik ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi imago (dewasa) tanpa melalui fase kepompong. lihat gambar berikut ini