Beberapa waktu yang lalu, ada kegiatan yang cukup menarik terjadi disekolah beberapa di Indonesia yakni kegiatan pemilihan guru favorit, bahkan ada yang menjadi program tahunan. Pentingnya pemilihan guru favorit siswa memang dirasakan oleh sekolah yang bersangkutan. Penilaian tersebut umumnya dilakukan secara langsung oleh seluruh siswa di sekolah tersebut. Beberapa instansi di dunia pendidikan tersebut yang ada di Jawa Timur di antaranya adalah SMP Negeri 1 Sidoarjo, SMK Negeri 1 Singosari Malang, SDN Batioh 1 Banyuates, SDN 5 Banyuates, SMPN 1 Camplong, dan beberapa di luar Jawa Timur seperti Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru, SMP Negeri Peureulak Aceh Timur, SMPN 9 Siak Riau, SMKN-1 Pangkalan Banteng Kalimantan Tengah, SMKN 1 Pinrang Sulawesi Selatan. Beberapa sekolah swasta mungkin juga melakukan kegiatan pemilihan guru favorit, hanya saja belum dapat saya temukan beritanya di Google, ... hehehe :)
Apa sih manfaat dari pemilihan guru favorit tersebut bagi sekolah?
Siswa-siswi bisa mendapatkan kesempatan menyuarakan pendapat mereka dengan memberikan penilaian terhadap guru favorit mereka. Jika guru selama ini mampu memberikan penilaian kepada siswa, maka kegiatan pemilihan guru favorit memberi kesempatan guru “berkaca” melalui anak-anak. Hal ini penting, agar guru bisa mengkoreksi diri dengan lebih baik dan mampu mempertahankan kelebihan yang dimiliki dan mengatasi kelemahannya. Citra guru di depan wali murid juga akan menjadi lebih baik karena setiap guru berusaha memberikan pelayan yang baik.
Dari kegiatan pemilihan guru favorit ini, selain nantinya wali murid akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari setiap guru, wali murid juga bisa mendapatkan informasi yang benar mengenai kondisi guru-guru di sekolah tersebut, bukan berdasarkan rumor-rumor yang tidak jelas, yang mempengaruhi persepsi dan malah meretakkan hubungan wali murid dengan guru yang bersangkutan. Serta bisa menjadi kesempatan wali murid menunjukkan ucapan terimakasih atas dedikasi guru-guru selama ini di sekolah yang bersangkutan.
Bagi pimpinan sekolah, kegiatan pemilihan guru favorit diharapkan bisa memotivasi para guru di sekolah agar ke depan kinerja dan prestasinya bisa lebih berkembang dan meningkat, sehingga guru tetap bertanggung jawab terhadap tugasnya selaku pendidik. Menurut beberapa kepala sekolah di sekolah yang tersebut di atas, para guru perlu juga diberi motivasi oleh sekolah, tak terkecuali dari para siswanya.
Saran Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan Guru Favorit
Pertama, sekolah membentuk panitia pemilihan guru favorit yang melibatkan perwakilan wali murid, perwakilan siswa, dan pimpinan sekolah atau perwakilannya. Kemudian panitia membuat anggaran untuk acara tersebut. Sumber dana bisa berasal dari kas sekolah atau dari para sponsor.
Kedua, panitia menentukan terlebih dulu ragam kategorinya. Penilaiannya bisa beragam, antara lain guru yang paling akrab dengan siswa, guru yang paling disiplin, guru yang paling rajin, dan guru yang paling profesional dalam mengajar. Dan kategori tersebut bisa diperbanyak berdasarkan “bapak guru” atau “ibu guru”, misal bapak guru yang paling akrab dengan siswa, ibu yang paling akrab dengan siswa, dan seterusnya.
Ketiga, panitia menentukan kriteria guru dalam setiap kategori, misal:
Keempat, panitia menyiapkan format balot yang digunakan siswa untuk memilih, dan memperbanyaknya sejumlah siswa.
Kelima, panitia menentukan waktu pelaksanaan pemilihan dan reward bagi para pemenang.
Keenam, panitia melakukan penghitungan dan kemudian mengumumkan hasilnya disertai penyerahan hadiah. Agar pengumuman hasilnya lebih berkesan bisa disampaikan saat upacara bendera.
Harapan-harapan
Kegiatan pemilihan guru favorit memang bukanlah satu-satunya yang bisa membentuk guru-guru lebih bermutu, seyogyanya perlu juga dibarengi dengan pelatihan-pelatihan keguruan. Semoga setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, bisa dan mau mengadakan acara pemilihan guru favorit agar tercipta sebuah kompetisi yang sehat antar guru di sekolah, membuat guru selalu berlomba-lomba menjadi guru yang terbaik bagi anak-anak dan profesional, dan dapat menjembatani apresiasi para siswa terhadap dedikasi guru-guru di sekolah, serta memberikan kesempatan para wali murid dalam memberikan penilaian yang lebih obyektif terhadap guru-guru yang ada di sekolah.
Ada satu kutipan yang menarik dan menjadi kutipan favorit saya, “Guru Tak Punya Arti Tanpa Pengakuan Murid”. Dari semua yang saya sampaikan di atas, kutipan inilah yang mendasari saya membuat artikel ini, selain didasari juga pengalaman saya pribadi di tempat kerja. Bagi beberapa guru, penilaian dari para siswa mungkin dirasa tidak penting karena merasa percaya diri bahwa selama ini bertugas sebagai guru ya baik-baik saja dan bisa diterima anak-anak, atau bahkan menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran tertentu. Tapi apalah yang harus dikhawatiri, dan bukankah mendapatkan penilaian dari siswa adalah penilaian yang paling mendekati keobyektifitasan mengingat siswa adalah pihak yang berhubungan langsung dengan guru? dan bukankah pada kurikulum 2013 nanti, guru dituntut harus kreatif dalam menyampaikan pelajaran mengingat beberapa pelajaran dijadikan satu. Dan jika kembali mengingat arti guru, salah satunya adalah "yang digugu dan ditiru", tentunya guru harus bisa memberikan tauladan kepada siswanya, yakni tauladan untuk mau dinilai dan melakukan koreksi diri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga penilaian dari para siswa melalui kegiatan pemilihan guru favorit tentunya menjadi motivasi dan lecutan bagi setiap guru untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya, sehingga siswa pun menggugu dan meniru guru-guru tersebut dan mau menjadi siswa yang lebih baik pula sebagaimana guru mereka contohkan. ^_^
Sumber baca:
http://www.ajatapparengnews.com/
http://devirosanita.wordpress.com/
http://smkn1pbanteng.sch.id/
http://www.smkn1sgs.sch.id/
http://smpn9siak.blogspot.com/
http://www.smpn1peureulak.sch.id/
http://riau.kemenag.go.id/
http://www.kabarsampang.web.id/
http://smpn1osis.wordpress.com/
Sumber gambar:
school.discoveryeducation.com
Apa sih manfaat dari pemilihan guru favorit tersebut bagi sekolah?
Siswa-siswi bisa mendapatkan kesempatan menyuarakan pendapat mereka dengan memberikan penilaian terhadap guru favorit mereka. Jika guru selama ini mampu memberikan penilaian kepada siswa, maka kegiatan pemilihan guru favorit memberi kesempatan guru “berkaca” melalui anak-anak. Hal ini penting, agar guru bisa mengkoreksi diri dengan lebih baik dan mampu mempertahankan kelebihan yang dimiliki dan mengatasi kelemahannya. Citra guru di depan wali murid juga akan menjadi lebih baik karena setiap guru berusaha memberikan pelayan yang baik.
Dari kegiatan pemilihan guru favorit ini, selain nantinya wali murid akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari setiap guru, wali murid juga bisa mendapatkan informasi yang benar mengenai kondisi guru-guru di sekolah tersebut, bukan berdasarkan rumor-rumor yang tidak jelas, yang mempengaruhi persepsi dan malah meretakkan hubungan wali murid dengan guru yang bersangkutan. Serta bisa menjadi kesempatan wali murid menunjukkan ucapan terimakasih atas dedikasi guru-guru selama ini di sekolah yang bersangkutan.
Bagi pimpinan sekolah, kegiatan pemilihan guru favorit diharapkan bisa memotivasi para guru di sekolah agar ke depan kinerja dan prestasinya bisa lebih berkembang dan meningkat, sehingga guru tetap bertanggung jawab terhadap tugasnya selaku pendidik. Menurut beberapa kepala sekolah di sekolah yang tersebut di atas, para guru perlu juga diberi motivasi oleh sekolah, tak terkecuali dari para siswanya.
Saran Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan Guru Favorit
Pertama, sekolah membentuk panitia pemilihan guru favorit yang melibatkan perwakilan wali murid, perwakilan siswa, dan pimpinan sekolah atau perwakilannya. Kemudian panitia membuat anggaran untuk acara tersebut. Sumber dana bisa berasal dari kas sekolah atau dari para sponsor.
Kedua, panitia menentukan terlebih dulu ragam kategorinya. Penilaiannya bisa beragam, antara lain guru yang paling akrab dengan siswa, guru yang paling disiplin, guru yang paling rajin, dan guru yang paling profesional dalam mengajar. Dan kategori tersebut bisa diperbanyak berdasarkan “bapak guru” atau “ibu guru”, misal bapak guru yang paling akrab dengan siswa, ibu yang paling akrab dengan siswa, dan seterusnya.
Ketiga, panitia menentukan kriteria guru dalam setiap kategori, misal:
- Untuk kategori guru yang paling akrab dengan siswa, kriterianya mampu membangun suasana menyenangkan (bahkan ada yang bilang membuat siswa tertawa di tengah stressnya pelajaran), bisa berperan sebagai orangtua kedua, mampu memberi motivasi dan harapan pada siswa, menjadi sahabat dalam belajar, menjadi sahabat dalam belajar dan tempat curhat, sabar, dan lain sebagainya.
- Untuk kategori guru paling profesional, kriterianya berwawasan luas, kreatif dan inovatif, jujur, menguasai materi pelajaran, mampu membuat siswa paham dan mengerti betul isi materi, membuat siswa bersemangat belajar dan mengasyikkan, mampu mengelola kelas dan mengatasi siswa dengan cara yang cerdas bukan kekerasan, mau menerima kritik dan saran siswa, mampu menggunakan media pembelajaran yang menarik, dan lain sebagainya
- Dan seterusnya, tergantung berapa banyak kategori yang dibuat.
Keempat, panitia menyiapkan format balot yang digunakan siswa untuk memilih, dan memperbanyaknya sejumlah siswa.
Kelima, panitia menentukan waktu pelaksanaan pemilihan dan reward bagi para pemenang.
Keenam, panitia melakukan penghitungan dan kemudian mengumumkan hasilnya disertai penyerahan hadiah. Agar pengumuman hasilnya lebih berkesan bisa disampaikan saat upacara bendera.
Harapan-harapan
Kegiatan pemilihan guru favorit memang bukanlah satu-satunya yang bisa membentuk guru-guru lebih bermutu, seyogyanya perlu juga dibarengi dengan pelatihan-pelatihan keguruan. Semoga setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, bisa dan mau mengadakan acara pemilihan guru favorit agar tercipta sebuah kompetisi yang sehat antar guru di sekolah, membuat guru selalu berlomba-lomba menjadi guru yang terbaik bagi anak-anak dan profesional, dan dapat menjembatani apresiasi para siswa terhadap dedikasi guru-guru di sekolah, serta memberikan kesempatan para wali murid dalam memberikan penilaian yang lebih obyektif terhadap guru-guru yang ada di sekolah.
Ada satu kutipan yang menarik dan menjadi kutipan favorit saya, “Guru Tak Punya Arti Tanpa Pengakuan Murid”. Dari semua yang saya sampaikan di atas, kutipan inilah yang mendasari saya membuat artikel ini, selain didasari juga pengalaman saya pribadi di tempat kerja. Bagi beberapa guru, penilaian dari para siswa mungkin dirasa tidak penting karena merasa percaya diri bahwa selama ini bertugas sebagai guru ya baik-baik saja dan bisa diterima anak-anak, atau bahkan menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran tertentu. Tapi apalah yang harus dikhawatiri, dan bukankah mendapatkan penilaian dari siswa adalah penilaian yang paling mendekati keobyektifitasan mengingat siswa adalah pihak yang berhubungan langsung dengan guru? dan bukankah pada kurikulum 2013 nanti, guru dituntut harus kreatif dalam menyampaikan pelajaran mengingat beberapa pelajaran dijadikan satu. Dan jika kembali mengingat arti guru, salah satunya adalah "yang digugu dan ditiru", tentunya guru harus bisa memberikan tauladan kepada siswanya, yakni tauladan untuk mau dinilai dan melakukan koreksi diri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga penilaian dari para siswa melalui kegiatan pemilihan guru favorit tentunya menjadi motivasi dan lecutan bagi setiap guru untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya, sehingga siswa pun menggugu dan meniru guru-guru tersebut dan mau menjadi siswa yang lebih baik pula sebagaimana guru mereka contohkan. ^_^
Sumber baca:
http://www.ajatapparengnews.com/
http://devirosanita.wordpress.com/
http://smkn1pbanteng.sch.id/
http://www.smkn1sgs.sch.id/
http://smpn9siak.blogspot.com/
http://www.smpn1peureulak.sch.id/
http://riau.kemenag.go.id/
http://www.kabarsampang.web.id/
http://smpn1osis.wordpress.com/
Sumber gambar:
school.discoveryeducation.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar atau masukan ya :)