Kamis, Maret 07, 2013

Perubahan Kepribadian di Usia Tua

Tahapan perkembangan manusia antara lain bayi (0 – 2 tahun), anak usia 3 – 5 tahun, anak usia 6 – 12 tahun, anak usia 13 – 18 tahun, masa dewasa awal (18/21 – 30 tahun), masa pertengahan (30 – 55 tahun), dan masa tua atau lanjut usia. Pada masa tua atau lanjut usia, kata banyak orang, perilaku orang lanjut usia mengalami perubahan, yakni seperti anak kecil. Perubahan kepribadian di usia tua yang dipahami banyak orang tersebut ternyata belum tentu benar, kecuali jika memang sudah terjadi kerusakan pada syaraf otaknya, sehingga mempengaruhi mentalnya, maka perilaku seperti anak kecil berkemungkinan besar terjadi. Tetapi jika masih cukup sehat, dan tidak ada masalah di syaraf otaknya, maka perilaku orang lanjut usia sangat tergantung dengan kepribadian di masa mudanya.

Menurut Dr Mintarsih A Latief, psikiater dari Universitas Indonesia membenarkan adanya beberapa perubahan secara psikologis pada orang lanjut usia, khususnya yang sudah berada di usia 50 atau 60 tahun. Penurunan ingatan, perubahan hormonal, kondisi fisik yang tidak seprima di masa dewasa, dan perubahan aktivitas yang dikarenakan perubahan fisik itu, hal-hal tersebut bisa menimbulkan perubahan kondisi psikologis orang lanjut usia, bahkan menyebabkan ketidakstabilan emosi pada mereka, merasa terasing atau diasingkan. Namun kondisi tersebut akan berbeda-beda pada setiap orang lanjut usia tergantung dari tipe kepribadiannya.

Berikut ini lima tipe kepribadian yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia menurut pendapat psikolog:
  1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), adalah tipe kepribadian yang realistis, melihat masalah secara obyektif, mau mendengar kritik, selalu berfikir positif, penuh kesabaran dan rasa syukur, dan senantiasa berusaha melakukan pembenahan diri. Biasanya tipe seperti ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap sampai di usia yang sangat tua.
  2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome. Post power sindrome adalah perasaan kehilangan pengaruh atau kekuasaan (di saat pensiun) sebagaimana yang biasanya didapat saat masih bekerja. Pada tipe ini, post power sindrome-nya akan semakin kuat apabila jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
  3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi ketika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang percaya diri, mudah ragu-ragu, tidak terbiasa dalam mempelajari, mempertimbangkan, mengambil keputusan serta tindakan terhadap suatu masalah. Sangat tergantung pada kemampuan pasangannya.
  4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, serta banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya "besar pasak daripada tiang" alias boros. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang biasa hidup sederhana, atau kurang bersyukur atas segala nikmat yang telah dan masih didapat.
  5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.

Pembiasaan Dini bagi Diri Sendiri
Krisis di usia lanjut memang tidak bisa dihindari, namun mumpung masih masa muda (atau setidaknya masih belum tua-tua banget ^_^), ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan yang positif bagi diri sendiri di masa tua nanti, antara lain:
  1. Sejak dini gemar menjalankan pola hidup sehat, antara lain: membuat menu makanan yang sehat, menghindari rokok, rajin berolahraga, agar ketika tua tubuh Anda tidak mudah terkena penyakit. Kondisi tubuh yang sering sakit-sakitan pada masa tua akan mempengaruhi kondisi mental, misal merasa menjadi beban keluarga atau anak-anaknya.
  2. Membiasakan diri berfikir obyektif terhadap segala masalah, penuh rasa syukur, serta mau mendengar dan memikirkan kritik dan saran dari anggota keluarga atau orang lain.
  3. Berbagi tugas dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, semisal menyapu, mengepel, berkebun, mencuci pakaian, merawat hewan peliharaan, membersihkan kendaraan, memasak, dan lain sebagainya.
  4. Berusahalah bergaul dengan mereka yang terbiasa berfikir obyektif, selalu mengingatkan untuk sabar dan bersyukur, serta gemar melakukan kegiatan sosial.
  5. Perbanyaklah teman dari aneka usia, lebih baik lagi berteman dengan mereka yang berusia lebih muda dari Anda, sehingga meski umur bertambah, Anda bisa tetap merasa muda.
  6. Persiapkan masa tua Anda dengan baik dengan rajin bekerja, hidup sederhana, dan rajin menabung, agar ketika Anda tua nanti, Anda bisa memanfaatkan tabungan untuk hidup atau usaha di hari tua, sehingga tidak merasa menjadi beban keluarga, tetap terbiasa hidup sederhana, dan memiliki kegiatan yang bermakna. Perasaan bosan, atau merasa menjadi beban bagi orang lain akan memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan mental dan fisik.
  7. Bagi Anda yang masih memiliki orangtua, maka perlakukan beliau dengan sebaik-baiknya, berkatalah dengan baik, hormati mereka dengan penuh rasa kasih sayang, dan selalu berdoalah agar beliau selalu mendapat kasih-sayang-Nya. Memang tidaklah mudah melakukan hal tersebut, apalagi jika orangtua kita memiliki tipe kepribadian yang kurang baik. Namun, jika kita tidak membiasakan diri berbuat baik kepada orangtua kita, maka sama saja, lambat laun kita sendiri akan termasuk pada tipe kepribadian yang kurang baik di masa tua.


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.".
Surat Al Israa (17) ayat 23-24


Sumber gambar:
http://www.bagaimana.com.my/
http://palembang.tribunnews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar atau masukan ya :)