Senin, Maret 11, 2013

Muatan Listrik

Partikel adalah bagian-bagian yang sangat kecil penyusun benda. Setiap benda memiliki muatan dasar yang disebut muatan listrik. Berdasarkan jenis muatannya, partikel terdiri dari proton, neutron, dan elektron. Proton adalah partikel bermuatan positif. Elektron adalah partikel bermuatan negatif. Sedangkan neutron adalah partikel bermuatan netral. Elektron dari suatu benda bisa melompat ke benda lain, contohnya ada pada kehidupan sehari-hari kita yakni saat terjadinya petir atau kilat, dan sisir yang sedang disisirkan pada rambut.

Proses Terjadinya Petir
Sebelum datang hujan, di langit terbentuk awan yang biasanya berwarna hitam. Awan hitam tersebut terdiri dari titik-titik air dan partikel es. Awan hitam tersebut mengandung jumlah muatan positif dan negatif yang sama banyak. Muatan positif berkumpul di bagian atas awan, dan muatan negatif berkumpul di bagian bawah awan. Antara muatan positif dengan muatan negatif memiliki jarak alias terpisah.

Karena bumi memiliki muatan positif, sehingga muatan negatif pada bagian bawah awan meloncat ke bumi. Muatan negatif yang meloncat terlihat seperti percikan api. Kita biasa menyebutnya sebagai petir atau kilat. Petir atau kilat termasuk contoh wujud benda PLASMA, bukan cair, gas, apalagi padat. Apa itu wujud benda plasma? Klik di sini. Cahaya yang dihasilkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Munculnya petir disertai pula dengan suara yang menggelegar. Kita biasa menyebutnya sebagai guntur.

Petir menyambar bagian bumi yang paling tinggi, misal gedung-gedung atau pohon yang tinggi. Oleh karena itu, biasanya pada gedung-gedung yang tinggi biasanya penangkal petir dipasang. Beberapa ilmuwan sering memikirkan bagaimana caranya agar petir yang memiliki kekuatan listrik yang sangat besar itu bisa menjadi salah satu sumber energi alternatif. Mengenai beberapa sumber energi alternatif lainnya yang cukup unik bisa Anda baca dengan cara klik di sini.

Listrik Statis
Sekitar 2.500 tahun yang lalu, di Yunani, Thales menemukan listrik statis. Apa listrik statis itu?

Kamis, Maret 07, 2013

Perubahan Kepribadian di Usia Tua

Tahapan perkembangan manusia antara lain bayi (0 – 2 tahun), anak usia 3 – 5 tahun, anak usia 6 – 12 tahun, anak usia 13 – 18 tahun, masa dewasa awal (18/21 – 30 tahun), masa pertengahan (30 – 55 tahun), dan masa tua atau lanjut usia. Pada masa tua atau lanjut usia, kata banyak orang, perilaku orang lanjut usia mengalami perubahan, yakni seperti anak kecil. Perubahan kepribadian di usia tua yang dipahami banyak orang tersebut ternyata belum tentu benar, kecuali jika memang sudah terjadi kerusakan pada syaraf otaknya, sehingga mempengaruhi mentalnya, maka perilaku seperti anak kecil berkemungkinan besar terjadi. Tetapi jika masih cukup sehat, dan tidak ada masalah di syaraf otaknya, maka perilaku orang lanjut usia sangat tergantung dengan kepribadian di masa mudanya.

Menurut Dr Mintarsih A Latief, psikiater dari Universitas Indonesia membenarkan adanya beberapa perubahan secara psikologis pada orang lanjut usia, khususnya yang sudah berada di usia 50 atau 60 tahun. Penurunan ingatan, perubahan hormonal, kondisi fisik yang tidak seprima di masa dewasa, dan perubahan aktivitas yang dikarenakan perubahan fisik itu, hal-hal tersebut bisa menimbulkan perubahan kondisi psikologis orang lanjut usia, bahkan menyebabkan ketidakstabilan emosi pada mereka, merasa terasing atau diasingkan. Namun kondisi tersebut akan berbeda-beda pada setiap orang lanjut usia tergantung dari tipe kepribadiannya.

Berikut ini lima tipe kepribadian yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia menurut pendapat psikolog:
  1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), adalah tipe kepribadian yang realistis, melihat masalah secara obyektif, mau mendengar kritik, selalu berfikir positif, penuh kesabaran dan rasa syukur, dan senantiasa berusaha melakukan pembenahan diri. Biasanya tipe seperti ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap sampai di usia yang sangat tua.
  2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome. Post power sindrome adalah perasaan kehilangan pengaruh atau kekuasaan (di saat pensiun) sebagaimana yang biasanya didapat saat masih bekerja. Pada tipe ini, post power sindrome-nya akan semakin kuat apabila jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
  3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi ketika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang percaya diri, mudah ragu-ragu, tidak terbiasa dalam mempelajari, mempertimbangkan, mengambil keputusan serta tindakan terhadap suatu masalah. Sangat tergantung pada kemampuan pasangannya.
  4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada

Senin, Maret 04, 2013

Perbedaan Persamaan Kelurahan dan Desa

Semasa kecil saya dulu sempat bingung perbedaan dan persamaan lurah dan kepala desa, kelurahan dan desa, gara-gara melihat plat nomor rumah saya yang bertuliskan “Kelurahan: Gilang” dan “Desa: Gilang”. Jadi saya simpulkan desa dan kelurahan itu sama  :D

Perbedaan kelurahan dan desa antara lain sebagai berikut

Desa
Penyebutan desa di Indonesia berbeda-beda, antara lain:
  • di Sumatra Barat disebut "Nagari"
  • di Aceh disebut "Gampong"
  • di Sulawesi Selatan disebut "Lembang"
  • di Kalimantan Selatan dan Papua disebut "Kampung"
  • dan di Maluku disebut "Negeri"

Pemerintahan Desa:
  1. Jumlah penduduk di desa lebih sedikit dan penguasaan teknologi sederhana.
  2. Dipimpin oleh Kepala Desa yang dipilih rakyat.
  3. Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat desa.
  4. Bukan pegawai negeri sipil.
  5. Di desa terdapat Badan Perwakilan Desa (BPD), fungsinya untuk melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan peraturan desa bersama kepala desa. Selain itu, BPD juga berfungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD ialah wakil penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah mencapai mufakat.
  6. Pendapatan asli desa, meliputi hasil usaha desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil kekayaan desa, hasil gotong-royong.

Tugas Kepala Desa adalah: 
  • memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
  • membina kehidupan masyarakat desa
  • membina perekonomian desa
  • memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat desa
  • mendamaikan perselisihan yang terjadi padamasyarakat di desa
  • mewakili desanya baik di dalam dan di luarpengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya

Susunan Pemerintahan Desa
(klik gambar untuk memperbesar)



Kelurahan
Pemerintahan Kelurahan