Jumat, Mei 10, 2013

Magnet Bumi Terbalik

Di awal abad 20, pertama kali ahli geologis menjelaskan bahwa ternyata beberapa batuan vulkanik yang berasal dari zaman pleistosen (antara 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu) memiliki pola medan magnet berlawanan arah dengan medan magnet Bumi sekarang ini, sehingga membuat kompas tidak menunjukkan arah dengan benar, yang utara menjadi selatan, yang selatan jadi utara. Perkiraan waktu terjadinya pembalikan arah medan magnet bumi (Geomagnetic reversal) dipublikasikan pertama kali di tahun 1920-an oleh Motonori Matuyama, seorang ahli geologis dari Jepang. Matuyama meneliti bahwa pola medan magnet yang terkandung pada beberapa batuan vulkanik di Jepang memiliki perbedaan dengan pola medan magnet Bumi. Semua batuan yang diteliti Matuyama tersebut berasal dari awal zaman Pleistosin atau bahkan sebelumnya. Pada tahun 1920-an itu, pengetahuan tentang kemagnetan Bumi masih sangat sedikit dipahami, sehingga hasil penelitian Matuyama tentang kemungkinan terjadinya pembalikan kutub Bumi kurang mendapatkan perhatian dari kalangan ilmuwan.

30 tahun kemudian, ketika sifat kemagnetan Bumi sudah lebih dipahami dan teori-teori pun mulai berkembang, para ilmuwan akhirnya menyatakan bahwa ada kemungkinan terjadinya pembalikan medan magnet atau kutub Bumi, seperti yang terjadi di zaman batu. Sebagian besar penelitian tentang paleomagnetic di akhir tahun 1950-an mengikutsetakan pemeriksaan tentang penyimpangan kutub magnet bumi dan pergerakan lempeng benua. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa sebagian besar batuan vulkanik yang bersifat magnet menyimpan petunjuk-petunjuk mengenai keadaan medan magnet Bumi di waktu bebatuan tersebut mengalami proses pendinginan.

Selama tahun 1950 sampai tahun 1960, banyak informasi tentang macam-macam medan magnet Bumi berhasil dikumpulkan melalui penelitian terkait. Di tahun 1963, Frederick Vine dan Drummond Matthews menjelaskan bahwa jejak-jejak magnetik yang ada di dasar laut merupakan penyebaran jejak magnetik dari daerah pusat ke sekitarnya sehingga jejak-jejak magnetik saling berhubungan di daerah itu.

Pada awal tahun 1966, para ilmuwan yang bekerja di observatorium Lamont–Doherty Geological menemukan bahwa riwayat penyimpangan magnetik yang terjadi di sepanjang daerah samudera Pasifik hingga Antarktik memiliki kesamaan dan keterhubungan dengan penyimpangan pola magnetik yang ada di daerah Atlantik Utara. Penyimpangan yang sama juga ditemukan di sebagian besar samudera di dunia. Sejak 160 tahun terakhir, ilmuwan mengamati tumbuhnya benih pembalikan medan magnetik di sekitar Brasil dan Atlantik Selatan. "Pertumbuhan berada pada tingkat yang membahayakan," kata Profesor Geofisika dari University of Rochester, John Tarduno yang pernah dimuat pada website Tempo (14/02/2012).

Dari data-data yang diperoleh, pada awalnya ilmuwan geologis menyimpulkan bahwa terbaliknya medan magnet Bumi terjadi kira-kira setiap 1 juta tahun sekali, tetapi kemudian para ilmuwan menemukan hal baru bahwa ternyata waktu terjadinya pembalikan medan magnet Bumi tidaklah menentu. Menurut penelitian lainnya menjelaskan bahwa bumi memang selalu mengganti kutub magnetnya secara berkala dengan senggang waktu pergantian yang acak antara 5000 tahun sampai dengan 250.000 tahun sekali. Meskipun ada perbedaan mengenai perkiraan waktu, tetapi ada kesamaan pendapat dari para ahli geologis tersebut, yakni adanya kemungkinan bahwa pembalikan kutub bumi akan terjadi kembali. Apa penyebab dari pembalikan kutub bumi ini? sementara ini ilmuwan berpendapat karena pengaruh badai partikel matahari yang mampu menekan medan magnet bumi.

Ilmuwan geologis juga mengemukakan bahwa kuat medan magnet bumi pada masa ini lebih rendah 8 persen dibandingkan pada jaman akhir kehidupan dinosaurus. Proses pembalikan arah memang memakan waktu yang tak singkat yaitu sekitar 1.000-10.000 tahun. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa medan magnet bumi semakin lemah dari waktu ke waktu, walaupun menurut para ilmuwan geologis menjelaskan bahwa keadaan Bumi tanpa medan magnet baru akan tercapai sekitar tahun 3000-an Masehi.

Penjelasan tentang kemungkinan lainnya adalah medan magnet bumi tidak langsung sepenuhnya hilang, namun akan banyak kutub yang bermunculan di berbagai belahan bumi secara kacau selama pembalikan kutub bumi, sampai akhirnya kutub bumi stabil kembali. "Bumi akan memiliki lebih dari dua kutub magnet hingga inti mengumpulkan kekuatannya," ujar Monika Korte, Direktur ilmiah dari Niemegk Geomagnetic Observatory, Jerman. Dalam proses pembalikan itu, tidak dapat dibayangkan seberapa besar pergolakan alam yang akan terjadi. Sebagaimana pembalikan medan magnetik bumi yang pernah terjadi di sekitar 780 ribu tahun lalu ketika manusia berada di Zaman Batu. Apakah pembalikan kutub bumi juga ada hubungannya dengan punahnya dinosaurus? Para ilmuwan belum mengetahui pasti tentang hal ini.

Setelah proses pembalikan selesai, pergolakan pelan-pelan akan menghilang, bumi kembali menjadi normal dan siap untuk kehidupan baru, kutub utara saat ini akan menjadi kutub selatan nanti. Wallaahu’alam



Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
Surat Al A'raaf (7) ayat 25

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?
Surat Al Mulk (67) ayat 16

Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu.
Surat Al Waaqi'ah (56) ayat 4-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar atau masukan ya :)