Senin, Januari 17, 2011

Jangan Fitnah Si Super KECOAK

Jangan Fitnah Si Super KECOAK

Kecoak/kecoa (Cockroach) atau lipas sudah ada sejak 300 juta tahun silam. Kecoa atau coro adalah insekta atau serangga yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies. Warnanya cokelat merah kehitaman. Sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.

Serangga ini bisa bertahan di segala musim dan iklim, baik panas menyengat atau dingin membeku. Mereka bahkan lebih resisten atau tahan terhadap bahaya radiasi dibandingkan dengan makhluk lain.


Ketahanan lipas diimbangi pula dengan cepatnya berkembang biak. Dalam sebulan ia bisa menghasilkan lipas yunior lebih dari 40 ekor.

Mereka kaum omnivora. Makan apa saja. Feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), keturunannya sendiri, bahkan bir dilahapnya. Di alam bebas, ia menjadi santapan burung, mamalia kecil, dan binatang amfibi.

Saat ini, lebih dari 3.000 spesies kecoak menghuni planet Bumi. Mereka tinggal di dalam rumah, menyusup ke rumah sakit, merangkak di bawah meja restoran, memanjat saluran sanitasi, terbang di antara sampah, sampai berkeliaran di dasar hutan lebat Amazon. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.

Tugas kecoak dalam rantai makanan
Kecoak itu merupakan bagian dari rantai makanan. Selain sebagai santapan binatang lain, kecoak membantu membersihkan lingkungan kita dari sisa-sisa organisme.

Pemahaman masyarakat umum
Pemahaman masyarakat umum tentang kecoak adalah selain menjijikkan bagi kebanyakan orang, kecoak dituding sebagai penyebar bakteri dan penyakit. Juga dituduh menyebabkan gangguan pernapasan dan memicu asma, serta mengontaminasi makanan.

Fakta kecoak
A. Efek positif:
  1. Lipas sesungguhnya serangga yang peduli akan kebersihan diri. Dia akan berusaha mencari sisa-sisa makanan atau sampah untuk segera diurai menjadi zat yang tidak berbahaya. Sehingga lingkungan menjadi lebih bersih.
  2. Menurut laporan Daily Mail, pengujian telah menemukan jaringan dari otak dan sistem saraf serangga bisa membunuh lebih dari 90 persen infeksi MRSA dan E-coli tanpa merugikan sel manusia. MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) adalah bakteri pemakan daging (pada manusia juga) yang menyebar melalui infeksi yang tahan terhadap antibiotik yakni methicilin dan penicilin. Sedangkan E-coli (Escherichia coli) tipe O157:H7, bakteri ini dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia.

    Simon Lee, seorang peneliti pascasarjana dari University of Nottingham mengatakan, kecoa yang memiliki antibiotik yang kuat ini sering hidup dalam lingkungan yang tidak sehat dan tidak higienis, di mana mereka menghadapi berbagai jenis bakteri. Oleh karena itu, logis jika serangga tersebut mengembangkan pertahanan untuk melindungi diri terhadap mikroorganisme.

  3. Lipas mengandung protein yang tinggi dan memiliki rasa lezat, sehingga bisa digunakan sebagai salah satu sumber makanan.

    Penelitian tentang pemanfaatan insekta sebagai salah satu sumber makanan sudah lama dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh WS Bristowe tahun 1932 yang meneliti di Siam (Laos dan Siam, kini disebut negara Thailand dan Laos, Bodenhmeir, 1951). Kebiasaan mengkonsumsi insekta juga dikenal di Indonesia, namun hanya pada golongan masyarakat tertentu, dan pada skala yang terbatas. Ada beberapa jenis insekta yang sangat populer dan diusahakan secara komersial seperti misalnya lebah madu, jangkrik, rayap, dan semut.

    Dari hasil analisis ternyata kecoa mempunyai kandungan protein dan lemak yang tinggi. Pada kecoa Jerman (Blatella germanica), rata-rata mengandung protein sebesar 40-60 persen dan lemak sebesar 10-15 persen. Perlu diketahui juga, bahwa sepasang induk kecoa tersebut akan menhasilkan keturunan sebanyak 300.000 dalam waktu setahun. Melihat kemampuan berkembangbiak kecoak yang cukup cepat, maka sangat besar peluang dan prospek untuk memanfaatkan kecoak sebagai sumber protein hewani.

    Bagaimana cara memasaknya? caranya cabut dulu semua kaki dan sayapnya. Potong bagian kepala, dan buat irisan di tengah badan. Sebelum dipanggang, campur dengan bawang dan garam. Mau mencoba? ( please, jangan balik tanya omCan ya...=_= )

B. Efek negatif:
  1. Para ilmuwan menyatakan hanya 1 persen dari keseluruhan spesis kecoak yang membawa penyakit.
    Fakta dan beberapa keterangan mengenai kelompok serangga yang biasa disebut Blattodea ini diluncurkan oleh Natural History Museum , London.

  2. Salah satu penyebab potensial meningkatnya asma pada anak-anak adalah banyaknya kecoak. Sejak lama banyak ahli alergi dan peneliti asma menduga adanya hubungan yang erat antara kecoak dan asma di pusat kota. Sehingga masih bersifat dugaan.

Jika memang merasa jijik dan ingin membasminya:
Membasmi kecoak tidak mudah. Kecoak sangat gesit dan dapat dijumpai di seluruh bangunan apartemen atau di bangunan rumah. Kecoak mampu hidup selama sebulan tanpa kepalanya, sampai akhirnya mati kelaparan. Betul, kecoak tidak butuh kepala untuk bernapas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuh. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita. Kalau Anda mengira kecoak langsung mati ketika dipukul, Anda salah besar! Beberapa menit berselang, lipas itu akan kembali berjalan dan kabur entah ke mana. Punggungnya memiliki pelindung yang kuat.

Walau tidak ada solusi yang sempurna, tetapi ada langkah pencegahan, seperti membersihkan makanan, menyimpan makanan dalam wadah yang tertutup rapat, dan menggunakan perangkap kecoak serta pestisida yang aman.


Disusun dan diketik oleh: om Can
Sumber baca sana-sini: http://netsains.com/, http://kesehatan.kompas.com/, http://forum.unnes.ac.id/, http://id.wikipedia.org/wiki/, http://nasional.kompas.com/, http://gingerbreadandtea.wordpress.com/



belajar pendidikan, blog pengetahuan, kelas pengetahuan, knowledge blog, sekolah dasar dan menengah, KIDS GEt kNowledge, blogger, blogspot

1 komentar:

Beri komentar atau masukan ya :)