Sabtu, Desember 29, 2012

Dampak Tragedi Krakatau pada Dunia

Pada tanggal 26-27 Agustus 1883, setelah 3 bulan mengeluarkan uap panas, Gunung vulkano Krakatau yang berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra melontarkan abu dan batu dengan volume sebanyak 17 kilometer kubik. Letusan gunung vulkano ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar yang pernah terjadi dan terlihat di dunia. Gambar di samping ini dibuat pada tahun 1883 dan menggambarkan kondisi pada saat itu.

Dampak tragedi Krakatau ini sungguh luar biasa, bahkan sampai mempengaruhi hampir seluruh dunia saat itu. Letusan Gunung Krakatau tersebut menyebabkan gelombang tsunami yang sangat besar dengan tinggi gelombang mencapai 40 meter. Jika kita bandingkan dengan tinggi patung Liberty di Amerika Serikat, maka tinggi gelombang tsunami akibat letusan Gunung Krakatau itu 3 meter lebih tinggi daripada patung Liberty. Dan 10 meter lebih tinggi daripada gelombang tsunami yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004.

Lewat berbagai penelitian dan simulasi tsunami di laboratorium, diyakini bahwa luncuran piroklastik atau awan panaslah yang membangkitkan tsunami, sebagaimana yang disampaikan oleh geolog yang meneliti paleotsunami, Gegar Prasetya. Hal itu menyebabkan kerusakan daratan yang sangat parah, yakni sebanyak 165 desa di Jawa dan Sumatra akhirnya tenggelam.
Dua per tiga pulau – tempat Gunung Krakatau berada – tenggelam  dan jatuh ke dalam ruang magma yang telah kosong dan berada di bawah dasar samudera. Letusan Gunung Krakatau tersebut juga mempengaruhi pasang air laut sejauh 7.000 kilometer.


Saat bencana alam itu terjadi, suara letusan Gunung Krakatau bahkan terdengar sejauh ribuan kilometer, dan debu pun menghitamkan langit. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York. Di bulan November 1883 efek dari letusan Gunung Krakatau ini sampai di London dan menyebabkan pemandangan matahari terbenam yang biasanya terlihat merah redup di kota London berubah menjadi merah keunguan.

Korban jiwa yang ditimbulkan saat itu akibat awan panas dan tsunami dari letusan Gunung Krakatau telah menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Hal ini menyebabkan letusan Gunung Krakatau yang terjadi di tahun 1883 tersebut menduduki peringkat kedua – peringkat pertama adalah Gunung Toba – dalam daftar The Deadliest Volcano Event yang pernah terekam dalam sejarah. Dan tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut.

Aktivitas vulkanik tidak berhenti setelah letusan tahun 1883 tersebut. Pada tahun 1927 letusan Gunung Krakatau kembali terjadi. Pada tahun 1928, puncak dari pulau vulkanik yang baru muncul dari permukaan laut. Pulau ini kita kenal sekarang dengan istilah Anak Krakatau, dan semenjak itu ukurannya bertambah setiap tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar atau masukan ya :)