Kamis, Desember 06, 2012

Laron


Laron (alate) merupakan salah satu tahap perkembangan rayap, serangga yang hidup berkoloni seperti semut.

Rayap memiliki tiga kasta:
  1. kasta reproduksi (Raja dan Ratu)
  2. kasta prajurit
  3. kasta pekerja.


Rayap Reproduksi
Laron merupakan salah satu fase dewasa dari kasta reproduksi. Ada laron yang menjadi raja, dan ada yang menjadi ratu pada koloni rayap.

Sayap laron berkembang agar laron bisa terbang mencari pasangan kawinnya (di tempat terang). Terlebih lagi saat lubang sarangnya lembab atau kebanjiran air, hingga mereka terpaksa mengungsi. Setelah laron kawin, sayap laron tanggal (rontok) karena tidak diperlukan lagi. Laron tidak akan mati setelah sayapnya tanggal, kecuali ada predator yang memangsa atau membunuhnya.

Pasangan laron yang sudah tak bersayap ini bergandengan (sepur-sepuran...^^) mencari lubang yang dapat mereka tempati untuk kawin. Semua pekerjaan mula-mula masih mereka lakukan berdua, mencari makan, membangun sarang, menyingkirkan tanah longsor, dan menutup lubang.

Si pejantan bertugas mendampingi ratu , dan bersiap-siap membuahi. Biasanya sebelum musim hujan, pejantan membuahi sang ratu. Telur hasil pembuahan (fertilisasi) akan menetas menjadi anak-anak yang sehat dan fertil alias tidak mandul. Anak-anak ini ada yang jantan dan ada yang betina tumbuh menjadi lebih besar dibanding rayap pekerja dan prajurit, serta bersayap, dan disebut sebagai Laron .

Telur yang dihasilkan ratu merupakan hasil perkawinan dengan sang pejantan, atau bisa juga tanpa perkawinan. Untuk reproduksi, perut ratu bisa tumbuh membesar hingga panjang 5-15 cm (lihat gambar di bawah),

Kamis, Oktober 25, 2012

Asi Eksklusif Lebih Baik

Saat ini banyak sekali susu formula untuk bayi yang ada di pasar. Semua susu formula diproduksi dengan kandungan zat gizi mirip ASI. Meskipun beberapa komponen kimia ASI sudah dimasukkan ke dalam susu formula (seperti AA, DHA, prebiotik), namun masih banyak sifat dan komponen ASI yang tidak bisa ditiru oleh susu formula. Hal ini karena ASI mengandung sel-sel antibodi hidup yang tidak bisa diproduksi secara sintetis. Ditambah lagi, kandungan gizi pada ASI selalu berubah dari waktu ke waktu, bahkan kandungan ASI di pagi hari berbeda dengan siang atau malam hari. Hal itu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan bayi. Tidak ada satu jenis susu formula yang menyamai sifat ini.

Pemberian ASI eksklusif tetap lebih baik, sebaik apapun susu formula tidak bisa menyamai manfaat menyusui dengan ASI. Susu formula juga memiliki resiko bila diberikan pada bayi. Ada beberapa kemungkinan kontaminasi dari susu formula yaitu pada susu itu sendiri maupun saat penyajiannya. Kontaminan tersebut antara lain:

Jumat, Oktober 12, 2012

Bahaya Kedelai Bagi Kesehatan

Kedelai atau kacang kedelai berasal dari Asia Timur. Kedelai awalnya dianggap tidak dapat dimakan sampai sekitar 2500 tahun yang lalu yakni pada masa Dinasti Chou di China. Sebelum itu kedelai hanya digunakan untuk perputaran panen, yakni sebagai penyuplai nitrogen dalam tanah, semacam pupuk untuk menyuburkan tanah kembali.
Mengkonsumsi tempe sangat baik untuk kesehatan tubuh kita, begitu pula produk-produk kedelai fermentasi lainnya, semisal kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Tetapi jika mengkonsumsi kedelai yang belum melalui proses fermentasi (peragian) maka akan memberikan dampak bahaya bagi tubuh kita, semisal susu kedelai dan tahu.

Sebagaimana yang disampaikan oleh dr. Indiradewi Hestinignsih bahwa produk kedelai hasil non fermentasi, mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia, antara lain:

Pertama, terlalu banyak Omega-6. Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan Omega-6 yang lebih banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara Omega-3 dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker, diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.

Kedua, Asam Phytic. Kedelai mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng dalam saluran pencernaan. Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan fungsi otak serta sistem syaraf. Juga berperan penting dalam mengendalikan mekanisme kadar gula darah sehingga melindungi dari diabetes serta menjaga kesuburan.

Ketiga, penghambat Trypsin – mengurangi kemampuan untuk mencerna protein. Pemberian produk kedelai yang non-fermentasi pada bayi dan anak secara teratur akan mengganggu pertumbuhannya.

Keempat, Nitrat – bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk pada saat pengeringan

Kelima,