Kamis, Mei 12, 2016

Old Tyre Rocking Toy

Rocking Duck
Old Tyre Rocking Toy ... sama saja artinya dengan mainan kuda-kudaan dari ban bekas ^_^. Atau lebih tepatnya bebek-bebekan ... hehehe ... karena buatan saya lebih mirip bebek ketimbang kuda ^_^ .

Oke, ceritanya begini (silakan skip paragraf ini kalau tidak ingin didongengi dulu ... hehehe). Suatu ketika saya ajak mas Arvin (22 bulan) ke playground. Dia senang naik kuda-kudaan di playground, sedangkan di rumah dia punya mobil-mobilan tunggangan yang bergerak maju mundur, bukan naik turun. Semenjak itu, setiap kali naik mobil-mobilan, mas Arvin suka menggerakkan naik turun mobil-mobilan tunggangannya saat dinaiki. Walhasil, suara bruak-bruak-bruak menyertai. Kalau ini dibiarkan, bisa jadi mobil-mobilannya tidak akan lama lagi rusak. Saat itu saya bertanya ke dia, “Mas Arvin suka kalau ayah buatkan kuda-kudaan?”. Dan dia menjawab, “mau … suka”. Saat itulah saya berniat untuk membuatkan kuda-kudaan dengan bahan yang murah, mudah, dan memanfaatkan barang-barang bekas untuk didaur ulang. Yah, hitung-hitung mengajari anak untuk berkreativitas dan cinta lingkungan. ^_^

Setelah melakukan browsing sana-sini untuk mencari inspirasi, akhirnya saya menemukan ide untuk menggunakan ban luar mobil bekas sebagai alasnya. Bahan selengkapnya untuk membuat kuda-kudaan, antara lain:

  1. 1 ban luar mobil bekas. Awalnya saya ingin pakai ban bekas truk, tapi urung sebab meskipun bekas harganya yang agak mahal Rp50.000. Akhirnya saya mendapatkan ban mobil bekas berukuran tebal 185 mm dan diameter 700 mm, seharga Rp21.000. Tapi yang dipakai nanti hanya sepertiganya saja, sisanya bisa digunakan untuk ide proyek lain. Belum ada ide ^_^. So, technically … it’s only cost Rp7.000 for the tyre.
  2. 1 papan triplek eceran berukuran lebar 18 cm dan panjang 1 m seharga Rp15.000.
  3. 2 kayu meranti eceran masing-masing Rp6.000 dengan ukuran 4 cm x 6 cm dengan panjang 1 meter.
  4. Sekrup panjang 7 cm (20-25 biji) dan 5 cm (5-10 biji). Total kurang lebih Rp5000.
  5. 4 ring seukuran diameter sekrup. Saya beli di bengkel motor. Di toko material tidak ada.
  6. Cat minyak warna kuning (kaleng sedang) dan orange (kaleng kecil), atau sesuai selera. Kebetulan saya punya sisa cat minyak tersebut. Kalau beli habis sekitar Rp17.000.
  7. Flannel warna putih dan hitam secukupnya untuk membuat mata, atau terserah menggunakan apa untuk hiasan matanya. Kebetulan saya punya sisa kain kerajinan flannel, jadi langsung saja saya pakai.
  8. Lem UHU untuk menempelkan flanel.

Total harga seluruh bahan berkisar Rp50.000. Hasilnya cukup kuat, bagus, dan murah. Saya pernah cek harga kuda-kudaan yang baru. Harganya tentunya jauh lebih mahal sekitar Rp350.000. Beli secondnya pun ada, tapi tetap saja masih mahal Rp200.00-an. Ada sih yang jual kuda-kudaan second lumayan murah tapi bahannya dari kayu tipis, harga Rp70.000. Jadi ya kalau dihitung-hitung, kalau bisa bikin sendiri, terbukti masih banyak untungnya.

Langkah-langkah pembuatan kuda-kudaan
(tapi hasilnya bukan kuda, mirip bebek-bebekan, ... lebih lucu ^_^ )

Rabu, April 20, 2016

Rancangan Pusat Kota Asli Indonesia

Prototype alun-alun pada
kota Kabupaten di jaman kolonial
Akhirnya setelah lamaa sekali artikel ini saya simpan, tidak segera saya upload lantaran menunggu artikel ini dipublish lebih dulu oleh majalah sekolah tempat saya bekerja. Tidak seru juga kalau siswa saya baca online duluan sebelum terbit majalahnya. Hehehe...

Oke, jika dilihat dari judulnya, yaitu Rancangan Pusat Kota Asli Indonesia, maka artikel ini tentulah membahas alun-alun.

Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alun-alun adalah tanah lapang yang luas di muka keraton atau di muka tempat kediaman resmi bupati, dan sebagainya. Alun-alun (dulu ditulis aloen-aloen atau aloon-aloon) merupakan suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam dibuat oleh penguasa setempat.

Menurut Van Romondt (Haryoto, 1986: 386), pada dasarnya alun-alun itu merupakan halaman depan rumah, namun dalam ukuran yang lebih besar. Penguasa bisa berarti raja, bupati, wedana, dan camat bahkan kepala desa yang memiliki halaman paling luas di depan Istana atau pendopo tempat kediamannya, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari dalam hal pemerintahan militer, perdagangan, kerajinan dan pendidikan. Sedangkan menurut Thomas Nix (1949: 105-114), alun-alun merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan membuat jarak antara bangunan-bangunan gedung. Oleh karena itu, bangunan gedung merupakan titik awal dan merupakan hal yang utama dalam pembuatan alun-alun.

Asal-usul atau sejarah
Alun-alun (Jw : aloon-aloon) merupakan rancangan pusat kota tradisional asli Indonesia yang pada awalnya merupakan konsep perkotaan di masa kerajaan Hindu Majapahit. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Brandes, bahwa salah satu unsur peradaban di Indonesia asli adalah adanya pola susunan masyarakat MACAPAT (atau dibaca “mocopat”). Pola susunan masyarakat macapat merupakan susunan suatu ibu kota yang memiliki tanah lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana (keraton), bangunan tempat pemujaan atau upacara agama, pasar, dan penjara.

Perubahan Bentuk dan Fungsi Alun-alun dari Masa ke Masa
Pada zaman Hindu-Budha, alun-alun telah ada (Buku Negara Kertagama, menyatakan di Trowulan terdapat alun-alun) asal-usulnya ialah dari kepercayaan masyarakat tani yang setiap kali ingin menggunakan tanah untuk bercocok tanam, maka haruslah dibuat upacara minta izin kepada “dewi tanah”. Yaitu dengan jalan membuat sebuah lapangan “tanah sakral” yang berbentuk “persegi empat” yang selanjutnya dikenal sebagai alun-alun.

Pada masa kerajaan Mataram, di alun-alun depan istana secara rutin rakyat Mataram menghadap penguasa. Alun-alun pada masa itu sudah berfungsi sebagai pusat administratif dan sosial budaya bagi penduduk pribumi. Alun-alun berfungsi sebagai pusat administratif, artinya digunakan sebagai tempat masyarakat berkumpul untuk memenuhi panggilan dan mendengarkan pengumuman, serta untuk melihat unjuk kekuatan bala prajurit dari penguasa setempat. Alun-alun berfungsi sebagai pusat sosial budaya, artinya digunakan sebagai tempat masyarakat berinteraksi satu sama lain dalam perdagangan, pertunjukan hiburan, ataupun olah raga.

Pada masa masuknya Islam,

Download Masa Subur System Kalender

Postingan saya yang bertema Keluarga Berencana ini, semoga berguna bagi orangtua yang ingin merencanakan kehamilan atau menunda kehamilan. Dengan menghitung kapan masa subur menggunakan System Kalender, pasangan suami istri bisa merencanakan kehamilannya dengan lebih baik, insyaAllaah. Artikel ini merupakan sharing pengalaman kami selama hampir 3 tahun menggunakan system kalender. Alhamdulillaah, it's work ^_^.

Kelebihan kb alami system kalender antara lain:

  1. sangat ekonomis karena gratis
  2. lebih sehat karena tanpa efek samping
  3. tidak masalah dari sisi psikologis.

Kelemahannya:

  1. kontrol diri yang ketat dalam melakukan koitus sesuai perencanaan di kalender.
  2. butuh pengamatan siklus menstruasi yang dialami.

Sebelum posting artikel ini, saya juga sempat membaca juga tentang rencana Kementerian Pendidikan Nasional yang akan memasukkan materi Kependudukan dan Keluarga Berencana ke dalam kurikulum pendidikan mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Masuknya materi itu dalam kurikulum diharapkan akan mengubah pola pikir dan meningkatkan kesadaran masyarakat sejak dini tentang pentingnya isu kependudukan.

Oke, sebelumnya apa itu KB system kalender? KB system kalender adalah metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan koitus pada masa subur sang istri. Kontrasepsi adalah metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan.

Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel sperma selama 48-72 jam, jadi pembuahan mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi.

Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan suami istri dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya. Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.

Bagi beberapa orang system kalender cukup merepotkan, karena harus menghitung, ketimbang menggunakan metode pil atau suntik yang lebih praktis. Tapi berdasarkan pengalaman kami, dengan system kalender, Hampir setiap orang (insyaAllaah ... apalagi jika Anda terbiasa menggunakan komputer) bisa menggunakannya dengan mudah, dengan menggunakan sedikit bantuan komputer dan alat atau tool yang diinstall untuk memudahkan penghitungannya. Anda bisa download cara hitung masa subur System Kalender yang sudah saya sediakan link tool atau softwarenya di artikel ini. Berikut tool dan contoh cara yang kami gunakan.

Tool yang diinstal adalah 4WomenOnlySetup. Kebetulan program ini adalah program trial dengan batas pemakaian hanya selama 30 hari gratis setelah diinstall pertama kali. Setelah 30 hari, ya harus beli secara online. Hehehe ... karena saya ingin tetap gratis maka saya minta bantuan program deepfreeze. Agar saya bisa menginstall software 4WomenOnlySetup berulang kali dan menggunakan trial gratis 30 hari berulang kali tanpa bayar dan tanpa nge-hack yang bisa melanggar hukum ^_^ hehehe ...

Sebenarnya Deep Freeze adalah software yang digunakan untuk membekukan atau bisa dikatakan membuat system pada Drive harddisk anda tetap seperti semula saat anda bekukan. Deep Freeze biasanya diaktifkan pada drive yang terdapat Operating System di dalamnya, semisal Windows XP atau 7. Dan pastikan Harddisk laptop atau komputer Anda sudah di partisi sebelumnya, atau dengan bahasa awam, minimal sudah ada Local Disk (C:) dan Local Disk (D:) di dalam komputer/laptop Anda. Baca lebih lanjut tentang software deepfreeze di link ini.

Langkah-langkah Mengetahui Masa Subur dengan System Kalender
Pertama,