Kamis, September 10, 2015

Lebih ke Seni atau Ilmiah ya

Otak Kiri dan Otak Kanan, dominan salah satu atau seimbang?

Keberbakatan, kepandaian dan kreatifitas ditentukan oleh struktur otak. Cerebaral cortex otak dibagi dalam dua belahan, belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum.

Belahan otak kanan menguasai dan mengatur belahan kiri badan, sedangkan belahan otak kiri menguasai dan mengatur belahan kanan badan.

Otak kiri digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kerumitan warna dan irama.

Otak kanan digunakan untuk berpikir yang abstrak dan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta, dan bakat seni. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat dengan batasan ilmiah dan matematis. Kita dapat memfokuskan diri pada bentuk, warna-warni, dan kelembutan, dengan mengabaikan ukuran atau rumus yang mengikat.

Otak kiri bisa diibaratkan layaknya kantor elit yang ditata begitu sistematis dan dihuni orang-orang berseragam serba rapi. Mereka sangat tekun dan disiplin dalam bekerja. Sedangkan, otak kanan layaknya taman bermain yang ramai dikunjungi oleh orang-orang yang sedang melakukan beragam aktivitas. Mereka mengenakan pakaian yang berwarna-warni, bermain layang-layang, berjalan santai, berolahraga, melukis, bermeditasi, membaca buku.

Otak kiri memiliki kekuatan intelektual yang disiplin, fokus, logis, kritis, cerdas dan cermat berbahasa. Sedangkan, otak kanan lebih ke kekuatan emosional yang menyenangkan atau menggemparkan, intuitif, imajinatif, spontan dan naif.

Secara sederhana, Anda bisa mengecek belahan otak manakah yang cenderung dominan pada diri Anda dengan melihat gambar di bawah ini.

Sabtu, September 05, 2015

Tips Benar Membaca Buku

halaman 7 buku Jakarta Berkarakter
Media massa sempat dibikin heboh, khususnya DKI Jakarta, saat kadisdik Jakarta mengesahkan penerbitan sebuah buku yang di dalamnya membahas tentang ajaran-ajaran atheisme yang berkembang di masyarakat, serta kritik-kritik terhadap ajaran-ajaran atheisme tersebut baik dalam ilmu pengetahuan maupun ajaran agama.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklarifikasi adanya buku modul Program Pelajar Jakarta Berkarakter Jilid I yang ditertibkan oleh Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dalam buku tersebut, pada halaman 7, ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Basuki mengaku sudah membaca seluruh buku tersebut, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari materi-materi di sana.

"Itu bukan ajaran Ateis, saya sudah cek itu. Ternyata orang baca bukunya enggak sampai habis. Setelah baca bukunya, justru itu deradikalisasi (melawan ajaran radikal)," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (2/9/2015).

Di buku tersebut, sebelum sebelum penulis menjelaskan tentang ajaran-ajaran atheisme yang berkembang di masyarakat, tampak ada pengantar seperti ini yang tercantum pada gambar di atas yang sempat beredar di media sosial:
"...jika generasi muslim dapat menjawab pandangan ilmuwan tersebut, maka akan muncul keimanan yang semakin kuat karena dilandasi ilmu pengetahuan yang kuat. Hal ini akan berefek pada kecintaan Tuhan yang semakin tinggi. ...kita harus menjawab pandangan ilmuwan barat yang tidak percaya tentang keberadaanTuhan"

Dilihat dari kutipan tersebut, jelas tidak ada masalah dengan buku tersebut. Malah bisa menjadi pagar (pencegahan) faham-faham atheisme. Apalagi dalam buku tersebut dilengkapi dengan bab yang mengupas habis kelemahan-kelemahan yang ada pada ajaran atheisme baik dari sisi ilmiah maupun dari sisi ajaran agama.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman mengatakan buku berjudul "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" itu bukanlah buku pelajaran wajib. Buku itu bertujuan mencegah tawuran peajar dan deradikalisasi. Kadisdik DKI Jakarta mengatakan bahwa seharusnya membaca buku itu harus dengan utuh.

Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Fathurin Zen menjelaskan, buku tersebut sebenarnya ingin membantah secara rinci perihal anggapan tokoh ilmuwan Barat yang menentang adanya Tuhan, melalui teori-teori ilmiah yang dikemukakan oleh ilmuwan Barat, seperti Charles Darwin dan Sigmund Freud, serta mengenai teori Big Bang dan lain-lain.

Fathurin mengatakan, halaman 7 di buku tersebut menunjukkan penjelasan tentang teori yang dianggap menyimpang dari agama Islam.

Namun, itu hanya sebagai pokok permasalahan yang dibahas. Sementara itu, penjabaran lengkapnya terdapat di halaman 12 dan seterusnya.

"Memang dalam teori tersebut menampilkan penggalan ayat Al Quran yang seolah melegitimasi untuk melakukan terorisme, padahal itu hanya penggalan ayat, bukan secara keseluruhan. Makanya saya katakan bahwa buku tersebut tidak boleh dibaca secara setengah-setengah," kata Fathurin.

Membaca buku itu harus utuh, tidak boleh sepenggal-sepenggal, karena kesimpulan pembaca akan menjadi salah. Layaknya membaca kalimat "LAA ILAHA ILLALLAAH" ... tidak boleh dibaca "laa ilaha" (tiada Tuhan) kemudian berhenti.

Membaca buku tentang ketuhanan, jangan hanya berhenti saat teori-teori atheisme dibacakan, kemudian dengan tergesa-gesa dan ceroboh menarik kesimpulan bahwa buku tersebut mengajarkan atheisme. Apalagi kemudian diperparah lagi dengan tindakan cerobohnya yaitu dengan menyebarkannya melalui media massa dengan bermodalkan sepenggal foto dari buku tersebut. Entah apakah motivasi si penyebar tersebut, apakah karena sekedar ceroboh saja atau ada maksud lain, semisal menjatuhkan nama baik seseorang atau kelompok tertentu.

Bacalah dengan tuntas hingga bab tentang kritik terhadap pandangan atheisme baik dari segi ilmu pengetahuan maupun agama. Kesimpulan pembaca pasti akan berubah.

Ini Isi Lengkap Buku "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" yang diposting oleh megapolitan.kompas.com:

TIPS yang BENAR SAAT MEMBACA BUKU.

1) Bacalah kata pengantar dan sinopsis dari buku tersebut yang biasanya tertera di belakang cover atau di halaman depan. Di situ tertulis jelas gambaran umum dari isi buku, sehingga pembaca bisa memahami tiap bab dan keterhubungannya, dan menumbuhkan motivasi membaca yang lebih baik dan lebih tuntas.

2) Membaca itu adalah kegiatan serius bagi saya karena dalam kegiatan itu kita dituntut untuk memahami secara baik isi dari yang kita baca. Jadi tatalah niat sebelum membaca buku. Berniatlah dengan baik.

Rabu, Agustus 19, 2015

Cerita Budaya Indonesia Aksara Jawa

Cerita dalam Kekayaan Budaya Asli Indonesia: Aksara Jawa

Aksara adalah sistim tulisan. Sistem tulisan merupakan salah satu dari kekayaan budaya dari suatu bangsa. Aksara-aksara yang ada di beberapa daerah di Indonesia pada zaman ini relatif kalah populer dibandingkan dengan bahasa latin. Hal ini wajar, karena sistem baca tulis aksara Latin telah dipergunakan di seluruh dunia yang memberi kemudahan dalam mengadaptasi semua bahasa untuk kepentingan berkomunikasi. Karena jarang atau tidak pernah digunakan, akhirnya aksara-aksara yang ada di Nusantara ini pun lambat laun menghilang. Oleh karena itu, pemerintah kita pun berusaha tetap menjaga kebudayaan ini agar tetap dikenal dan tidak punah dengan cara memasukkannya ke dalam pelajaran sekolah, sebagai bagian dari muatan lokal. Salah satunya adalah Aksara Jawa, salah satu aset kebudayaan asli Indonesia yang telah diakui dunia dan mendapat pengakuan resmi dari Unicode, lembaga di bawah naungan UNESCO yang secara resmi diberikan pada 2 Oktober 2009.

Tahukah Anda bahwa baik Aksara Jawa “Hanacaraka”, Aksara Thai di Thailand, Aksara Burma di Myanmar, maupun Aksara Buhid di Filipina ternyata berasal dari satu rumpun atau asal yang sama? Mereka memang masih berasal  “satu ibu” ... hehehe. Yup, kesemua aksara tersebut merupakan keturunan dari Aksara Pallawa yang berasal dari daerah India Selatan yang merupakan keturunan dari Aksara Brahmi dari India Kuno. Dan, hampir semua aksara daerah di Indonesia merupakan turunan Aksara Pallawa yang berasal dari daerah India Selatan, termasuk semisal Aksara Bali, Aksara Sunda, dan Surat Batak (aksara untuk menulis bahasa Batak).

Inilah bentuk penulisan beberapa aksara tersebut

Aksara Jawa

Aksara Bali
 
Aksara Thai di Thailand
 
Aksara Burma di Myanmar


Hal yang unik dari Aksara Jawa

Terlepas bahwa Aksara Jawa “Hanacaraka” berangkat dari induk bahasa yang sama dengan aksara-aksara lainnya yang tersebut di atas, ada hal yang unik dari Aksara Jawa “Hanacaraka”, apa itu? Berikut penjelasannya.

Berdasarkan pemahaman tradisional,ada anggapan bahwa kelahiran Aksara Jawa berkaitan erat dengan legenda Aji Saka. Legenda itu tersebar dari mulut ke mulut yang kemudian didokumentasikan secara tertulis dalam bentuk cerita, seperti yang tertulis pada Serat Aji Saka.

Berdasarkan kutipan Serat Aji Saka (Kats, 1939) misalnya diceritakan bahwa Sembada dan Dora (bukan Dora the Explorer lho ya ... ^_^ ), yang merupakan pelayan atau abdi dari Aji saka, ditinggalkan di Pulau Majeti oleh Aji Saka untuk menjaga keris pusaka dan sejumlah perhiasan. Mereka dipesan agar tidak menyerahkan barang-barang itu kepada orang lain, kecuali Aji Saka sendiri yang mengambilnya.

Setelah Aji Saka tiba di Medangkamulan, lalu bertahta di negeri itu. Kemudian negeri itu termasyhur sampai dimana-mana. Kabar kemasyhuran Medangkamulan terdengar oleh Dora sehingga tanpa sepengetahuan Sembada,Dora pergi ke Medangkamulan.

Di hadapan Aji Saka, Dora melaporkan bahwa Sembada tidak mau ikut, Dora lalu dititahkan untuk menjemput Sembada. Jika Sembada tidak mau, maka keris dan perhiasan, yang Aji Saka tinggalkan di Pulau Majeti, dibawa Dora ke Medangkamulan.

Namun Sembada bersikukuh menolak ajakan Dora dan mempertahankan barang-barang yang sebelumnya sudah diamanatkan oleh Aji Saka, bahwa hanya Aji Saka saja yang boleh mengambilnya. Karena saling berselisih atau berbeda pendapat, akibatnya terjadilah perkelahian antara keduanya, oleh karena kesaktiannya seimbang, akhirnya mereka mati bersama.

Aji saka kemudian mengutus dua pelayan lainnya untuk menyusul ke Pulau Majeti, yaitu Duga dan Prayoga. Ketika mendapatkan kematian Sembada dan Dora dari Duga dan Prayoga, Aji Saka menyadari atas kekhilafannya. Sehubungan dengan itu, untuk mengenang keduanya, maka Aji Saka mengabadikannya dalam sebuah aksara , yakni Aksara Jawa.


Aksara Jawa dan Ilustrasi Kisah Aji Saka

Aksara Jawa “Hanacaraka”
 
  • Ha Na Ca Ra Ka (hana / ana = ada. caraka = utusan. Ada utusan)
  • Da Ta Sa Wa La (data = punya. sawala = perbedaan (perselisihan). Saling bertengkar karena berbeda pendapat)
  • Pa Da Ja Ya Nya (padha = sama. jayanya = kekuatannya atau kedigjayaannya. Keduanya sama sakti, keduanya sama kuat)
  • Ma Ga Ba Tha Nga (maga = inilah. bathanga = mayatnya. Inilah keduanya jadi bangkai)

FIKTIF: Aksara Jawa Diciptakan Oleh Aji Saka

Namun dari legenda tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Pulau Majeti sendiri adalah negeri antah-berantah dan merupakan mitos.Akan tetapi ada yang menafsirkan bahwa Aji Saka berasal dari Jambudwipa (India) dari suku Shaka (Scythia), karena itulah ia bernama Aji Saka (Raja Shaka). Legenda ini melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa.

Selain Aji Saka sebagai tokoh fiktif yang masih belum jelas pula asal-usulnya.Nama kerajaannya yakni Medangkulan juga masih merupakan misteri karena secara historik sulit dibuktikan.

Ada pendapat bahwa Kerajaan Medang Kamulan mungkin merupakan