Rabu, Juni 10, 2015

Saran Para Ahli untuk Membangun Perilaku Positif Anak

Penegakan aturan yang konsisten memberikan kenyamanan bagi anak-anak. Anak akan kesulitan belajar tentang bagaimana berperilaku jika aturan-aturan yang telah disepakati antara anak dan orang tua ternyata dilanggar oleh orang tua sendiri. Semisal saat anak dalam kondisi merengek atau mengamuk (tantrum). Orang tua yang malu dan tergoda melanggar aturan saat anak tantrum dengan harapan segera diam saat tantrum, apalagi di tempat umum, malah akan membuat hidup jauh lebih sulit di kemudian hari (jangka panjang).

Artikel ini merupakan terjemahan bebas saya dari sebuah artikel yang berjudul "One time of leniency leds to a long battle with tantrum" yang diposting pertama kali oleh ellohello.com. Tujuan saya menerjemahkan artikel ini lebih ditujukan untuk saya pribadi sebagai orang tua, agar catatan tidak hilang, maka lebih baik diposting di blog sendiri ^_^. Namun, tidak menutup kemungkinan, bisa bermanfaat untuk para orang tua lainnya, tanpa bermaksud untuk menggurui, karena sama-sama belajarnya. Berharap juga ada orang tua yang bisa berbagi pengalaman atau pengetahuan seputar tema parenting yang dibahas yang bisa disampaikan pada kotak komentar di akhir artikel ini.^_^

Konsistensi, merupakan hal penting untuk orangtua dalam mengajarkan cara berperilaku kepada anak secara efektif. Begitulah saran dari para ahli untuk membangun perilaku positif anak.

Apa arti dari "konsistensi"?

Konsistensi berarti bahwa aturan dan harapan yang sama dari waktu ke waktu. Konsistensi membuat anak dapat memprediksi dan merasa jelas atas konsekuensi dari setiap tindakan mereka. Membebaskan pikiran mereka dari ketidak-jelasan tentang apa yang mungkin terjadi dan mengajarkan mereka untuk selalu mempertimbangkan terlebih dulu setiap tindakan yang akan mereka lakukan.

Anak-anak harus dapat memprediksi bagaimana orang tua akan berperilaku. Misal, ibu mengharapkan saya untuk menyikat gigi, jika saya tidak melakukan, saya tidak akan dibacakan cerita pengantar tidur. Sedangkan inkonsistensi dapat membuat anak merasa tidak yakin, tidak aman, dan bingung, contoh: kadang-kadang saya harus menyikat gigi, kadang-kadang tidak. Jika saya membuat keributan, saya biasanya tidak dimarahi, tapi ibu terkadang marah juga.

Mengapa konsistensi penting?

Konsistensi memberikan anak rasa aman. Mereka belajar mereka dapat mengandalkan orang tua mereka dan percaya bahwa kebutuhan mereka akan terpenuhi. Hal ini membantu dalam proses bonding antara anak dan orang tua.

Manfaat ketika orang tua menerapkan aturan rumah secara konsisten:
  1. Anak-anak dengan orang tua yang konsisten, mereka tidak mudah stres, lebih percaya diri.
  2. Lebih disiplin dalam melakukan kegiatan yang bersifat rutin, misal: waktu tidur, kegiatan setelah jadwal sekolah, waktu makan, dan lain sebagainya sehingga tumbuh kehidupan rumah yang lebih damai.
  3. Konsistensi membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab karena mereka tahu apa yang orang tua mereka harapkan dari mereka.

Efek positif dari pengasuhan yang konsisten akan dirasakan saat anak masuk usia remaja atau dewasa.

Namun anak-anak cenderung akan terus “menguji” orang tuanya terhadap aturan yang telah ditetapkan. Anak-anak akan cenderung "mendorong batasan-batasan" yang telah dibuat. Oleh karena itu, orang tua harus cukup bijak dan cerdas juga saat membuat aturan yang akan disepakati bersama.

Bagaimana saya bisa menjadi orang tua lebih konsisten?

Ada delapan saran terbaik dari para ahli:

Pertama: Pilih prioritas Anda!

Pertimbangkan dengan hati-hati, nilai-nilai apa yang penting bagi Anda dan keluarga Anda dan membuat aturan yang sesuai.

Rabu, Juni 03, 2015

Mengapa Bulan Dianggap Terbelah

Dalam alquran, di surat Ghafir
(40) ayat 4, Allah berfirman bahwa tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.

Surat ini jangan diartikan bahwa setiap kali ada orang yang mempertanyakan kembali keabsahan penafsiran kita terhadap suatu ayat, langsung dianggap kafir, atau imannya lemah. Bisa jadi jangan-jangan penafsiran kitalah yang salah. Ayat Allah memang mutlak benar, karena Allah Maha Benar, sedangkan kebenaran penafsiran kita terhadap ayat Allah bernilai relatif, karena yang menafsirkan manusia. Kita manusia yang bisa benar dan bisa juga salah. Oleh karena itu dalam menafsirkan ayat harus disertai data-data yang akurat, bukti-bukti yang kuat, dan logika berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan dan teruji. Bukankah Allah selalu mengingatkan kita untuk selalu berpikir? "afalaa ta'qiluun".

Salah satunya adalah pembahasan tentang ayat Allah di surat Al-Qamar (54) ayat 1. Allah berfirman, “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan”. Mengapa bulan dianggap terbelah?

Berdasarkan ayat tersebut, beberapa umat muslim menafsirkan bahwa dulu bulan (satelit alami bumi) pernah terbelah. Dan sebagian bahkan berusaha menunjukkan bukti-bukti berupa foto dari satelit buatan manusia.

Ayat-ayat Allah senantiasa mengajak manusia untuk berfikir. Oleh karena itu jika ayat-ayat tersebut berisi tentang fenomena alam, maka untuk mendalami makna ayat tersebut ya harus menggunakan ilmu pengetahuan alam.

Jika ada ketidaksesuaian, maka kemungkinannya ada dua:
  1. ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia masih belum memasukkan semua variabel, sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
  2. penafsiran manusia terhadap ayat Allah yang keliru. Ini biasanya terjadi jika penafsiran ayat masih tekstual saja. Sedangkan ayat Allah tetaplah benar.

Kembali ke pembahasan “telah terbelah bulan”. Makna “telah bulan terbelah” sempat saya tanyakan kepada teman saya yang ahli bahasa arab. Ternyata kata “ansyaqqa” memang berarti terbelah. Ketika sesuatu terbelah, maka kondisi setiap belahan pastilah berbeda dan memiliki batasan belahan yang sangat jelas dan tetap.

Masalahnya adalah apakah jika sebuah benda terbelah maka harus selalu dimaknai benda tersebut terputus, sepertinya layaknya ekor cicak yang terputus dari badannya? Tentu tidak. Misalkan saja:
  1. otak, ada belahan kanan dan belahan kiri, tidak terputus khan.
  2. jalan raya, ada lajur kanan dan lajur kiri, sebelah kanan dan sebelah kiri, juga tidak terputus.

Sehingga apa sebenarnya makna “telah terbelah bulan”? Tak lain dan tak bukan, ternyata Allah mengajak kita memikirkan sifat-sifat bulan dan pergerakannya. Apa hubungannya? Berikut ini saya jelaskan.

Senin, Mei 04, 2015

Kenapa saat merokok jadi lebih fokus

Rokok adalah salah satu bahan adiktif (bahan yang dapat menyebabkan kecanduan) yang menurut pandangan beberapa orang – yang merokok – setelah merokok, mereka bisa lebih fokus atau konsentrasi, dan bahkan bisa mengurangi stres. Nah, sekarang ini sebuah penelitian menilai pandangan tersebut hanyalah sebuah mitos. "Ah masak sih? Lha memang bikin jadi lebih fokus kok?", kata teman saya yang perokok. Dan bahkan lebih memilih tidak makan ketimbang tidak merokok. Apa yang sebenarnya terjadi?

Mike Knapton, direktur medis asosiasi untuk British Heart Foundation (BHF), menjelaskan, berdasarkan survei BHF yang dilakukan tahun lalu menemukan bahwa sepertiga dari perokok Inggris membenarkan bahwa mereka tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok, karena mereka percaya terhadap efek pengurangan perasaan cemas saat merokok.

Bertentangan dengan persepsi rokok sebagai pereda stres, perokok 70 persen lebih mungkin untuk menderita kecemasan dan depresi secara keseluruhan dibandingkan dengan non-perokok, ini merupakan hasil penelitian terbaru di University College London dan British Heart Foundation (BHF) yang telah memeriksa hampir 6.500 orang di atas usia 40 di Inggris tentang kebiasaan merokok dan hubungannya dengan kesehatan mental mereka.

Ahli kesehatan mental juga sangat menyarankan agar tidak menggunakan adiktif untuk membantu pasien mengatasi kecemasan dan depresi, termasuk rokok. Michael Roizen, M.D., kepala petugas kesehatan Cleveland Clinic dan penulis buku “This Is Your Do-over”, juga menambahkan penjelasan bahwa kunci mengatasi kecemasan dan depresi adalah dengan cara melakukan kegiatan positif, kebiasaan-kebiasaan yang lebih sehat, di mana hal ini dapat mengaktifkan sistem penghargaan (Reward System) yang ada dalam otak.

Kenapa saat merokok jadi lebih fokus dan stres terasa berkurang?
Apa hubungannya dengan sistem reward dalam otak?

Dalam ilmu saraf, sistem reward adalah kumpulan dari struktur otak yang mencoba untuk mengatur dan mengontrol perilaku dengan membangkitkan efek menyenangkan. Sistem reward ini adalah sirkuit otak yang ketika diaktifkan akan memperkuat perilaku.

Sistem reward dalam otak melibatkan dopamin. Dopamin adalah salah satu zat kimia dalam otak yang terkait erat dengan motivasi dan kecanduan. Dopamin membuat kita ingin mencari makanan sebelum kita lapar.

Nah, ketika orang memilih untuk tidak merokok, meskipun sedang ada permasalahan hidup, dan menggantinya dengan aktivitas positif lainnya yang dia minati, semisal berkebun, curhat kepada orang terkasih, atau memasak, maka ini akan memicu efek dopamin yang sama layaknya zat adiktif, dan tentunya lebih aman, tidak merusak atau berkontribusi terhadap penyakit.

Namun, ketika Anda merokok, maka kondisi sebenarnya yang terjadi adalah bukan menghilangkan stres Anda melainkan Anda memulai terjadinya nicotine withdrawal, yang gejalanya mirip dengan orang stres. Apa itu nicotine withdrawal?