Minggu, Mei 01, 2011

Fenomena Bukit Magnet Hanyalah Ilusi Mata

Fenomena Bukit Magnet Hanyalah Ilusi Mata

Banyak orang awam mengira bahwa fenomena bukit magnet itu benar-benar ada, yakni sebuah lokasi atau tempat yang memiliki medan magnet kuat yang bahkan mampu menarik mobil "menaiki" tanjakan tanpa mesin mobil dinyalakan. Salah satu tempat yang diyakini merupakan tempat bermedan magnet besar adalah di Banyumas, Jawa Tengah-Indonesia. Ada beberapa tempat lagi yang disebut sebagai bukit magnet, antara lain: Orroroo di South Australia, Moonbi di New South Wales (Australia), Gansu di China, Pulau Jeju di Korea Selatan, Wadi al Jinn di Madinah, El Paso di Texas, dan San Antonio di Texas.

Berdasarkan penelitian ilmuwan, ternyata fenomena bukit magnet hanyalah ilusi optik atau ilusi visual. Salah satu penelitian dilakukan di "bukit magnet" Banyumas, Jawa Tengah, oleh pakar geologi dari Universitas Soedirman Purwokerto, Muhammad Azis. Percobaannya menggunakan peralatan sederhana, yakni kompas dan botol.

Percobaan pertama menggunakan kompas. Jika kompas diletakkan di daerah yang bermedan magnet kuat, maka mestinya kompas akan menjadi kacau, sulit untuk menunjuk dengan benar arah utara dan selatan, ternyata kompas baik-baik saja.

Percobaan kedua menggunakan botol plastik. Jika botol plastik juga bisa bergerak sendiri, maka yang menarik pastilah bukan gaya dari medan magnet, karena plastik tidak mengandung unsur Fe atau besi, dan ternyata botol tetap bisa menggelinding juga, dan terlihat seakan-akan bergerak naik.

Lantas apa yang menyebabkan botol tersebut bisa menggelinding sendiri?
jawabannya pastilah akibat permukaan jalan yang miring dan gaya gravitasi bumi sehingga menyebabkan botol bergerak sendiri. Jadi jalan di bukit medan magnet yang terlihat mengarah naik sebenarnya mengarah turun. Hal seperti ini disebut dengan Ilusi optis, artinya ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Ada pula yang menyebutnya dengan istilah ilusi visual, atau ilusi mata.

Paola Bressan, Monica Barracano, dan Luigi Garlaschelli dari Padova University dan Pavia University Italia juga pernah melakukan penelitian serupa, dan mereka menyimpulkan bahwa efek ini terjadi dari sebuah mispersepsi (salah penanggapan; salah penerimaan) seseorang terhadap gravitasi. Ini disebabkan oleh hadirnya "garis horizon (cakrawala) palsu" di lokasi itu. Permukaan miring biasanya akan dipersepsi (ditanggapi) lebih rendah daripada bidang horizontal (datar), ketika didahului, atau diikuti, atau diapit oleh sebuah lereng turunan yang curam.

Seorang ahli mata asal AS, Adelbert Ames, Jr pada 1934 menemukan sebuah tipuan visual yang sedikit banyak mampu menjelaskan fenomena bukit magnet. Tipuan visual ini terkenal dengan nama Ames Room (Ruang Ames). Banyak video yang menjelaskan hal ini dan banyak orang membuat dan mencoba ruang Ames ini. Salah satunya seperti yang saya tampilkan berikut:

Pada gambar di bawah ini, menurut Anda mana orang yang lebih tinggi?

Baik gambar yang di kanan maupun gambar yang di kiri, orang yang memeragakan tidak diganti, dan sebenarnya tinggi mereka juga tidak berubah. Tapi mengapa bisa terlihat ukuran mereka berubah-ubah?

Berikut penjelasan selengkapnya, klik play video:
Hal yang saya pahami dari video itu adalah terdapat beberapa "garis horizon (garis datar) palsu" antara lain pada bagian jendela dan lantai. Ruangan ini memang sengaja dimodifikasi sehingga menyebabkan permukaan lantai yang miring terlihat datar.


Diketik dan disusun oleh: omCan
Sumber baca sana-sini: http://en.wikipedia.org/wiki/, http://nasional.vivanews.com/news/, http://www.youtube.com/


belajar pendidikan, blog pengetahuan, kelas pengetahuan, knowledge blog, sekolah dasar dan menengah, KIDS GEt kNowledge, blogger, blogspot

1 komentar:

  1. ni video adlh yg plg bagus dlm mmbntu menjlskn ttg fenomena "bukit magnet"....tapi sayangg, bahasa yg dipakai orang yg memeragakan itu lho, bhs apa sih...sy sendiri tdk ngerti...tp alhamdulillaah paham maksudnya...hehehe...(ada yg pny versi bhs inggris?)

    BalasHapus

Beri komentar atau masukan ya :)